digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Selama beberapa tahun terakhir aktivitas antropogenik memberikan pengaruh yang sangat besar pada pencemaran lingkungan. Debu jalan dan tanah yang tercemar bisa menjelaskan aktivitas antropogenik yang terjadi dimasa lampau seperti aktivitas lalu lintas dan industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menentukan perbedaan koersivitas magnetik pada sampel abu, debu dan tanah di sekitar Kolaghat thermal power station (KTPS) dan mengetahui pengaruh granulometri (ukuran dan bentuk butir magnetik) terhadap nilai koersivitas masing-masing sampel. Pada penelitian ini data yang digunakan merupakan hasil proses digitasi dari kurva isothermal remanent magnetization (IRM) terhadap medan magnet pada sampel abu, debu jalan dan tanah di sekitar KTPS. Pada penelitian ini juga menggunakan metode unmixing yang dibantu oleh program MAX UnMix untuk mendapatkan nilai koersivitas sampel. Unmixing merupakan salah satu metode pengolahan sifat magnetik dengan cara mengurai kurva koersivitas untuk mendapatkan nilai dari komponen magnetik tersebut. Proses unmixing menggunakan data magnetisasi material yang berasal dari kurva histeresis sampel yang kemudian diolah untuk mendapatkan kurva koersivitasnya. Kemudian dilakukan unmixing terhadap kurva koersivitas untuk mendapatkan nilai koersivitas dari setiap komponen magnetiknya. Berdasarkan hasil unmixing kurva koersivitas untuk masing-masing sampel didapatkan data koersivitas tiap komponen magnetik dengan rentang 3,046 mT – 57,339 mT. Hasil unmixing terhadap tiga sampel tersebut mengindikasikan adanya mineralogi magnetik koersif rendah, yaitu kurang dari 40 mT. Sampel abu memiliki bentuk butir beraturan dan ukuran butir 5-100 ?m, sedangkan sampel debu jalan dan tanah memiliki bentuk butir heterogen dengan ukuran butir masingmasing 3-200 ?m (debu jalan) dan 1-20 ?m (tanah)