Ketatnya kompetisi menuntut setiap perusahaan konstruksi untuk menerapkan
upaya pelaksanaan pekerjaan secara efektif dan efisien. Salah satu upaya yang
menjawab permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan sistem subkontrak
di mana terjalin hubungan kerjasama antara badan usaha untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan. Berbicara tentang penyelesaian pekerjaan, maka kinerja menjadi
penting, salah satu cara untuk mengukur kinerja adalah dengan menggunakan
ukuran kepuasan. Penilaian tingkat kepuasan dan penentuan faktor kinerja penting
yang harus ditingkatkan ditentukan dengan menggunakan metode Customer
Satisfaction Index (CSI) dan metode Importance Performance Analysis (IPA),
Bukan hanya itu, korelasi hubungan tingkat penggunaan subkontraktor dan
kepuasan terhadap subkontraktor juga diteliti dengan menggunakan analisis
regresi. Data didapatkan melalui penyebaran kuesioner dengan total 63 responden,
dengan perincian 18 responden kontraktor kualifikasi besar dan 45 responden
kontraktor kualifikasi menengah, dengan tinjauan pada setiap lingkup pekerjaan
dalam proyek konstruksi gedung, dalam hal ini lingkup struktur, arsitektur, dan
ME. Hasil penelitian menunjukkan nilai kepuasan kontraktor terhadap
subkontraktor untuk lingkup pekerjaan struktur dan ME sudah dianggap
memuaskan, hanya saja untuk lingkup pekerjaan arsitektur kinerja subkontraktor
dianggap belum memuaskan. Faktor kinerja yang harus dijadikan perhatian untuk
ditingkatkan adalah faktor kinerja kualitas, waktu, dan finansial. Dihasilkan pula
simpulan bahwa terdapat korelasi yang cukup antara tingkat penggunaan
subkontraktor dan tingkat kepuasan akan kinerja subkontraktor.