Dalam dunia pemasaran saat ini, merek merupakan hal terpenting dalam membangun sebuah
bisnis. Merek dapat dikonsepkan sebagai sebuah identitas dari barang atau pun jasa. Kehadiran
sebuah merek tentunya harus di dukung oleh proses-proses yang dapat membuat merek
tersebut memiliki eksistensi di pasar, proses tersebut dinamakan branding. Di pasar yang
sudah sangat kompetitif ini diperlukan strategi branding yang dapat membuat pelanggan
mengenal dan loyal terhadap sebuah merek tertentu. Sektor fashion menjadi salah satu dari
sekian banyak sektor yang harus berjuang untuk bisa membedakan diri mereka dengan merek
fashion lainnya yang ada di pasar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan strategi branding menggunakan pendekatan emotional branding sebagai cara
untuk melibatkan pelanggan dan membangun hubungan emosional antara merek dengan
pelanggan.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat strategi branding pada merek fashion Sabagya
menggunakan pendekatan emotional branding. Sabagya merupakan sebuah merek fashion
yang sudah cukup eksis di pasar dan sudah berada pada tahap product-market fit dimana
Sabagya telah berhasil mengidentifikasi target pasar dan menghadirkan produk yang tepat
kepada para pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dimana
metode kuantitatif dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada para pelanggan untuk
mengukur Customer Satisfaction Score dan Net Promoter Score. Hasil dari kuesioner tersebut
juga digunakan sebagai data untuk melakukan brand audit dan mengidentifikasi brand equity.
Selanjutnya untuk menvalidasi hasil dari kuesioner, dilakukan penelitian dengan metode
kualitatif dengan melakukan Focus Group Discussion yang melibatkan para pelanggan
Sabagya untuk mengetahui persepsi dan motivasi mereka secara lebih mendalam terhadap
merek Sabagya. Setelah melakukan penelitian tersebut di dapati bahwa masalah yang terjadi
pada Sabagya adalah masih kurangnya aktivitas branding sehingga value, identitas, hingga
strategi yang selama ini disampaikan masih belum dapat tersampaikan secara utuh kepada para
pelanggan.
Setelah mengidentifikasi masalah, penelitian ini dilanjutkan dengan membuat framework dari
emotional branding berdasarkan market trends yang meliputi consumer experience, authentic
self, warm glow, dan co-creation. Dari framework tersebut yang dapat dilakukan oleh Sabagya
adalah bagaimana menciptakan consumer experience yang positif dan authentic self melalui
campaign yang akan dirancang. Sehingga berdasarkan framework tersebut, strategi emotional
branding yang akan dilakukan oleh Sabagya adalah melalui sensory branding, storytelling,
cause branding, dan juga empowerment. Strategi tersebut akan di implementasikan melalui 4
cara yaitu loyalty program through customers experience optimization, optimizing content for
Instagram and writing blogs related to the brand Sabagya on the website, create campaigns
and collaborate with fashion content creator, dan yang terakhir adalah promote empowerment
campaign “Simply Creative” by collaborating with micro influencers.
Penelitian ini hanya membahas tentang bagaimana merek Sabagya merancang strategi
branding menggunakan pendekatan emotional branding berdasarkan market trends yang
diselaraskan oleh keinginan pelanggan. Oleh karena itu, rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya adalah dapat melakukan penelitian tentang bagaimana hasil dan juga dampak yang
dihasilkan oleh sebuah merek saat mereka mengimplementasikan strategi branding
menggunakan pendekatan emotional branding.