digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam dunia pemasaran saat ini, merek merupakan hal terpenting dalam membangun sebuah bisnis. Merek dapat dikonsepkan sebagai sebuah identitas dari barang atau pun jasa. Kehadiran sebuah merek tentunya harus di dukung oleh proses-proses yang dapat membuat merek tersebut memiliki eksistensi di pasar, proses tersebut dinamakan branding. Di pasar yang sudah sangat kompetitif ini diperlukan strategi branding yang dapat membuat pelanggan mengenal dan loyal terhadap sebuah merek tertentu. Sektor fashion menjadi salah satu dari sekian banyak sektor yang harus berjuang untuk bisa membedakan diri mereka dengan merek fashion lainnya yang ada di pasar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan strategi branding menggunakan pendekatan emotional branding sebagai cara untuk melibatkan pelanggan dan membangun hubungan emosional antara merek dengan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat strategi branding pada merek fashion Sabagya menggunakan pendekatan emotional branding. Sabagya merupakan sebuah merek fashion yang sudah cukup eksis di pasar dan sudah berada pada tahap product-market fit dimana Sabagya telah berhasil mengidentifikasi target pasar dan menghadirkan produk yang tepat kepada para pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dimana metode kuantitatif dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada para pelanggan untuk mengukur Customer Satisfaction Score dan Net Promoter Score. Hasil dari kuesioner tersebut juga digunakan sebagai data untuk melakukan brand audit dan mengidentifikasi brand equity. Selanjutnya untuk menvalidasi hasil dari kuesioner, dilakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan melakukan Focus Group Discussion yang melibatkan para pelanggan Sabagya untuk mengetahui persepsi dan motivasi mereka secara lebih mendalam terhadap merek Sabagya. Setelah melakukan penelitian tersebut di dapati bahwa masalah yang terjadi pada Sabagya adalah masih kurangnya aktivitas branding sehingga value, identitas, hingga strategi yang selama ini disampaikan masih belum dapat tersampaikan secara utuh kepada para pelanggan. Setelah mengidentifikasi masalah, penelitian ini dilanjutkan dengan membuat framework dari emotional branding berdasarkan market trends yang meliputi consumer experience, authentic self, warm glow, dan co-creation. Dari framework tersebut yang dapat dilakukan oleh Sabagya adalah bagaimana menciptakan consumer experience yang positif dan authentic self melalui campaign yang akan dirancang. Sehingga berdasarkan framework tersebut, strategi emotional branding yang akan dilakukan oleh Sabagya adalah melalui sensory branding, storytelling, cause branding, dan juga empowerment. Strategi tersebut akan di implementasikan melalui 4 cara yaitu loyalty program through customers experience optimization, optimizing content for Instagram and writing blogs related to the brand Sabagya on the website, create campaigns and collaborate with fashion content creator, dan yang terakhir adalah promote empowerment campaign “Simply Creative” by collaborating with micro influencers. Penelitian ini hanya membahas tentang bagaimana merek Sabagya merancang strategi branding menggunakan pendekatan emotional branding berdasarkan market trends yang diselaraskan oleh keinginan pelanggan. Oleh karena itu, rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah dapat melakukan penelitian tentang bagaimana hasil dan juga dampak yang dihasilkan oleh sebuah merek saat mereka mengimplementasikan strategi branding menggunakan pendekatan emotional branding.