Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DKI Jakarta,
suhu DKI Jakarta mengalami peningkatan sebesar 1,6 ? dalam 100 tahun terakhir,
lebih tinggi dari kenaikan suhu global. Paparan panas yang berlebihan merupakan
risiko kesehatan masyarakat yang serius bagi pekerja luar ruangan yang sering
terpapar panas salah satunya adalah pedagang kaki lima. Solusi pengendalian heat
stress telah tersedia, tetapi efektivitasnya tergantung pada kesadaran pekerja
tentang dampak dari heat stress, serta strategi pencegahan dan pengendaliannya.
Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi
pedagang kaki lima di DKI Jakarta terhadap kenyamanan termal dan risiko heat
stress. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dan dianalisis
menggunakan uji statistik. Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas pedagang kaki
lima di DKI Jakarta memiliki persepsi risiko heat stress tingkat sedang (65,7%).
Mereka juga secara keseluruhan merasakan sensasi termal yang cukup nyaman
(40,2%). Walaupun pengetahuan tentang risiko heat stress pada pedagang kaki lima
di DKI Jakarta terbatas, kebanyakan dari mereka sudah memiliki strategi adaptasi
untuk membantu mereka mengatasi paparan panas. Selanjutnya juga ditemukan
bahwa faktor yang memengaruhi persepsi risiko heat stress adalah riwayat penyakit
dan konsumsi alkohol.