digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rifki Andika
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Rifki Andika
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rifki Andika
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rifki Andika
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rifki Andika
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rifki Andika
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Rifki Andika
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rifki Andika
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Kabupaten Jember yang terletak di sebelah tenggara Provinsi Jawa Timur, Indonesia adalah wilayah yang dikenal dengan sebutan “negeri seribu gumuk” karena banyaknya endapan-endapan berbentuk bukit dengan ketinggian hingga puluhan meter yang tersebar di sekitar wilayah ini. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa gumuk-gumuk tersebut merupakan hasil dari fenomena longsoran terbesar di Indonesia, yaitu longsoran Gunung Raung. Penyebaran gumuk-gumuk ini terbagi ke dalam dua zona, yaitu zona proksimal yang dekat dengan Gunung Raung dengan karakteristik gumuk berukuran besar dan rapat dan zona distal yang jauh dari Gunung Raung dengan karakteristik gumuk berukuran kecil dan renggang. Gumuk-gumuk ini mengandung material pasir dan batu (sirtu), yaitu material yang sering dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan potensi dari sumberdaya material sirtu yang terdapat pada gumuk-gumuk di zona proksimal. Pemetaan ini dilakukan dengan metode pengindraan jauh menggunakan metode segmentasi watershed yang diterapkan pada Digital Elevation Model (DEM) untuk mendeteksi batas gumuk. DEM perlu dimodifikasi karena metode segmentasi tersebut biasanya digunakan untuk mendelineasi batas cekungan tertutup dimana tidak sesuai untuk gumuk yang berbentuk kubah. Tahap preprocessing dari DEM mengubah bentuk gumuk dari kubah menjadi seperti “mangkuk” dimana tepian mangkuk berlokasi dimana batas gumuk berada. Batas mangkuk dihasilkan berdasarkan dua kriteria, yaitu memiliki perubahan kemiringan yang besar dan memiliki elevasi yang paling rendah pada zona perubahan kemiringan tersebut. Investigasi terhadap penyebaran bawah permukaan dari material sirtu juga dilakukan pada 3 gumuk tertambang menggunakan metode geolistrik resistivitas. Konfigurasi wenner digunakan dengan penetrasi kedalaman ±50 m. Dari analisis pengindraan jauh, 296 gumuk terdeteksi dengan volume total dari semua gumuk terdeteksi adalah 169.511.000 m3. Sedangkan dari metode geolistrik resistivitas, komposisi dan bentuk bawah permukaan dari tiap gumuk diketahui. Gumuk pertama memiliki komposisi yang didominasi oleh tuff dengan kedalaman bagian dasar 40 m dan 20 m di beberapa area. Gumuk kedua memiliki komposisi yang didominasi oleh andesit dengan kedalaman bagian dasar mencapai >50 m di bagian tengah dan tuff dengan kedalaman bagian dasar 20 m pada bagian pinggir. Gumuk ketiga memiliki komposisi yang didominasi oleh tuff dengan sisipan andesit pada beberapa area dan memiliki kedalaman bagian dasar 15 – 40 m.