Penelitian mengenai perancah tulang (bone scaffold) untuk aplikasi rekayasa jaringan
yang mampu merespon stimulus listrik (electrical stimulation) berkembang pesat
seiring dengan ditemukannya fakta bahwa rangsangan listrik memiliki efek positif
pada proliferasi, migrasi, serta diferensiasi sel. Namun, pengembangan perancah yang
efektif untuk perbaikan cacat tulang serta efisien terhadap akfititas antimikroba juga
masih menjadi tantangan bagi para peneliti. Pada penelitian ini, perancah elektroaktif
yang dilengkapi dengan kemampuan antibakteri dibuat dengan cara paling sederhana.
Berbahan dasar kapas steril, perancah dibuat dengan mengaplikasikan perlakuan
termal sederhana hingga kapas berubah menjadi serat karbon yang sangat konduktif
dengan tetap mempertahankan integritas dan fleksibilitas dari seratnya. Hidrofilisitas
dari perancah konduktif dinaikkan dengan mengoksidasi permukaan perancah di
dalam ultrasonic bath menggunakan asam nitrat (HNO3). Bahan bioinspired berupa
asam tanat (tannic acid) ditambahkan sebagai pelapisan pada permukaan perancah,
baik berupa pelapisan tunggal maupun perpaduan antara TA-FeCl3. Koordinasi yang
dihasilkan oleh asam tanat dan ion Fe3+ mampu menghasilkan sifat antibakteri melalui
interaksi ion ataupun muatan. Karakterisasi pada perancah dievaluasi menggunakan
Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy
(SEM), Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), Water Contact Angle, uji
konduktifitas menggunakan two-probe sederhana, serta uji antibakteri. Dari hasil
penelitian, dibuktikan bahwa perancah berbasis serat mikro karbon memiliki ukuran
diameter serat berkisar antara 6-12 ?m, dengan rata-rata diameter 8,91 (+1,19) ?m
yang sesuai untuk pertumbuhan sel dan infiltrasi. Pelapisan asam tanat, terutama
paduan antara asam tanat dan logam klorida (FeCl3), dapat secara signifikan
menaikkan hidrofilisitas yang nantinya akan menurunkan sitokompatibilitas, sehingga
membuat perancah konduktif lebih mirip dengan lingkungan fisiologis seluler asli yang memfasilitasi adhesi, proliferasi, dan diferensiasi sel, serta biofungsi lainnya.
Selanjutnya, konduktifitas listrik dari perancah berbasis kapas memiliki rentang nilai
4 - 55 x 10-3 S/cm. Nilai ini termasuk dalam rentang nilai konduktifitas tulang kanselus
(1,6-2,0 x 10-3 S/cm) dan tulang kortikal (5,8-6,3 x 10-4 S/cm), sehingga perancah
konduktif berbasis kapas dapat digunakan untuk stimulasi listrik. Aktifitas antibakteri
pada perancah meningkat sebanyak 83% pada bakteri gram positif dan 92% pada
bakteri gram negatif dengan penambahan lapisan TA-FeCl3, yang memperlihatkan
bahwa perancah memiliki sifat antibakteri. Dari hasil yang telah didapat, perancah
berbasis kapas yang disintesis berpotensi dan dapat menyediakan platform yang
menjanjikan untuk rekayasa jaringan di masa depan.