Kampung kota didefinisikan sebagai pemukiman informal di tengah kota dengan
penduduk yang masih membawa sifat dan prilaku kehidupan pedesaan. Jumlah
penduduk yang padat serta kurang memadainya sarana prasarana telah
menyebabkan kualitas lingkungan di kampung kota kian memburuk dan menjadi
kawasan kumuh. Walaupun demikian satu dasawarsa ini beberapa kampung kota
di pulau Jawa telah berhasil bertransformasi dari ruang kumuh menjadi ruang
kreatif. Dinding-dinding di kampung kota dihiasi dengan warna-warni lukisan
mural dan menjadi vista ekspresi. Beberapa kampung kota telah menarik banyak
wisatawan dan memperkaya identitas kota.
Penelitian ini dilakukan di pemukiman Wonosari Randusari Semarang atau
sekarang dikenal dengan nama Kampung Pelangi. Penelitian di Kampung Pelangi
dilakukan berdasarkan tiga permasalah yang ditemukan. Pertama bahwa kebijakan
penataan kawasan di kampung kota seringkali bersifat dari atas ke bawah (topdown) dan mengabaikan aspirasi serta proses yang berkembang dari tingkat
bawah (bottom-up). Berdasarkan studi yang dilakukan, ditemukan bahwa proses
pembentukkan Kampung Pelangi di tahun 2017 bersifat top-down, perencanaan
serta penataan merupakan inisiatif pemerintah kota Semarang. Berdasarkan
penelitian dan literatur, penataan wilayah perlu melibatkan masyarakat setempat
guna menciptakan rasa memiliki dan kepedulian terhadap tempat, sehingga
tercipta kemandirian warga untuk merawat lingkungannya. Permasalahan kedua,
keberlanjutan (sustainability) Kampung Pelangi sebagai kawasan wisata perlu
ii
didukung dengan langkah-langkah transformatif. Pemberdayaan masyarakat perlu
menerapkan model yang bersifat kolaboratif sehingga tercipta kontinuitas antar
program. Ketiga, bahwa Kampung Pelangi tidak sekedar ruang fisik, tetapi juga
ruang tak berwujud (intangible) yang meliputi berbagai dimensi kehidupan dan
merupakan ekstensi dari identitas masyarakat setempat. Kampung Pelangi adalah
tempat yang merekam ingatan kolektif, tempat dilestarikannya budaya serta
kearifan lokal dan suatu tempat yang menyimpan narasi sejarah.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian
tindakan partisipatoris (participatory action research). Penelitian ini bertujuan
menghasilkan model seni partisipatoris untuk memberdayakan masyarakat
setempat dan memperkuat identitas tempat, sehingga dapat mendorong
keberkelanjutan suatu kawasan. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap. Tahap
penelitian pertama dilakukan untuk memahami sejarah geografis kawasan, potensi
komunitas setempat, latar budaya dan kearifan lokal. Tahap penelitan kedua
dilanjutkan dengan studi aktivitas seni partisipatoris untuk memahami peran seni
di Kampung Pelangi dan melakukan studi perbandingan model seni partisipatoris
yang dapat diterapkan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
mendalam dan FGD bersama warga Kampung Pelangi, para ahli, komunitas lokal
dan perwakilan pemerintah daerah. Penelitian ini juga didukung dengan studi
literatur, khususnya pada literatur seni partisipatoris, estetika, ekspresi kolektif
dan identitas tempat. Tahap ketiga adalah penelitian tindakan di Kampung Pelangi
dengan menerapkan rancangan model seni partisipatoris yang dihasilkan
berdasarkan analisis pada tahap sebelumnya.
Pada tahap penelitian tindakan partisipatoris, rangkaian aktivitas dilakasanakan
bersama dengan warga dan komunitas lokal. Seni partisipatoris pada kegiatan ini
dilakukan melalui proses penciptaan mural serta rangkaian kegiatan lainnya guna
menarasikan sejarah geografis dan merepresentasikan ekspresi identitas Kampung
Pelangi. Model seni partisipatoris dengan nama ReVisit ART dirumuskan
berdasarkan pengamatan terhadap wujud ekspresi identitas kolektif, yang
iii
dikelompokkan atas empat kategori yaitu relasional, vernakular, simbolikal dan
territorial (R-V-S-T).
Model seni partisipatoris ReVisit ART ditujukan untuk menciptakan stimulus
sehingga warga teraktivasi untuk mengembangkan identitas tempatnya, melalui
beragam kegiatan yang dapat mendukung keberlanjutan Kampung Pelangi sebagai
tempat wisata. Penerapan model seni partisipatoris ReVisit ART telah mendorong
terbentuknya wisata baru di Kampung Pelangi yaitu wisata sejarah dan religi,
yang diselenggarakan pada kegiatan ‘Panggilan Kali Semarang’ untuk
menyambut hari jadi kota semarang ke 474 pada tanggal 2 Mei 2021. Kegiatan ini
menempatkan Kali Semarang sebagai sebagai unit pemersatu warga di kelurahan
Randusari. Karya seni partisipatoris yang dihasilkan merupakan media
komunikasi untuk menciptakan keguyuban antar warga serta menanamkan rasa
memiliki, sehingga warga tergerak untuk merawat dan melestarikan lingkungan
Kampung Pelangi dan Kali Semarang.