digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kampung kota didefinisikan sebagai pemukiman informal di tengah kota dengan penduduk yang masih membawa sifat dan prilaku kehidupan pedesaan. Jumlah penduduk yang padat serta kurang memadainya sarana prasarana telah menyebabkan kualitas lingkungan di kampung kota kian memburuk dan menjadi kawasan kumuh. Walaupun demikian satu dasawarsa ini beberapa kampung kota di pulau Jawa telah berhasil bertransformasi dari ruang kumuh menjadi ruang kreatif. Dinding-dinding di kampung kota dihiasi dengan warna-warni lukisan mural dan menjadi vista ekspresi. Beberapa kampung kota telah menarik banyak wisatawan dan memperkaya identitas kota. Penelitian ini dilakukan di pemukiman Wonosari Randusari Semarang atau sekarang dikenal dengan nama Kampung Pelangi. Penelitian di Kampung Pelangi dilakukan berdasarkan tiga permasalah yang ditemukan. Pertama bahwa kebijakan penataan kawasan di kampung kota seringkali bersifat dari atas ke bawah (topdown) dan mengabaikan aspirasi serta proses yang berkembang dari tingkat bawah (bottom-up). Berdasarkan studi yang dilakukan, ditemukan bahwa proses pembentukkan Kampung Pelangi di tahun 2017 bersifat top-down, perencanaan serta penataan merupakan inisiatif pemerintah kota Semarang. Berdasarkan penelitian dan literatur, penataan wilayah perlu melibatkan masyarakat setempat guna menciptakan rasa memiliki dan kepedulian terhadap tempat, sehingga tercipta kemandirian warga untuk merawat lingkungannya. Permasalahan kedua, keberlanjutan (sustainability) Kampung Pelangi sebagai kawasan wisata perlu ii didukung dengan langkah-langkah transformatif. Pemberdayaan masyarakat perlu menerapkan model yang bersifat kolaboratif sehingga tercipta kontinuitas antar program. Ketiga, bahwa Kampung Pelangi tidak sekedar ruang fisik, tetapi juga ruang tak berwujud (intangible) yang meliputi berbagai dimensi kehidupan dan merupakan ekstensi dari identitas masyarakat setempat. Kampung Pelangi adalah tempat yang merekam ingatan kolektif, tempat dilestarikannya budaya serta kearifan lokal dan suatu tempat yang menyimpan narasi sejarah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan partisipatoris (participatory action research). Penelitian ini bertujuan menghasilkan model seni partisipatoris untuk memberdayakan masyarakat setempat dan memperkuat identitas tempat, sehingga dapat mendorong keberkelanjutan suatu kawasan. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap. Tahap penelitian pertama dilakukan untuk memahami sejarah geografis kawasan, potensi komunitas setempat, latar budaya dan kearifan lokal. Tahap penelitan kedua dilanjutkan dengan studi aktivitas seni partisipatoris untuk memahami peran seni di Kampung Pelangi dan melakukan studi perbandingan model seni partisipatoris yang dapat diterapkan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan FGD bersama warga Kampung Pelangi, para ahli, komunitas lokal dan perwakilan pemerintah daerah. Penelitian ini juga didukung dengan studi literatur, khususnya pada literatur seni partisipatoris, estetika, ekspresi kolektif dan identitas tempat. Tahap ketiga adalah penelitian tindakan di Kampung Pelangi dengan menerapkan rancangan model seni partisipatoris yang dihasilkan berdasarkan analisis pada tahap sebelumnya. Pada tahap penelitian tindakan partisipatoris, rangkaian aktivitas dilakasanakan bersama dengan warga dan komunitas lokal. Seni partisipatoris pada kegiatan ini dilakukan melalui proses penciptaan mural serta rangkaian kegiatan lainnya guna menarasikan sejarah geografis dan merepresentasikan ekspresi identitas Kampung Pelangi. Model seni partisipatoris dengan nama ReVisit ART dirumuskan berdasarkan pengamatan terhadap wujud ekspresi identitas kolektif, yang iii dikelompokkan atas empat kategori yaitu relasional, vernakular, simbolikal dan territorial (R-V-S-T). Model seni partisipatoris ReVisit ART ditujukan untuk menciptakan stimulus sehingga warga teraktivasi untuk mengembangkan identitas tempatnya, melalui beragam kegiatan yang dapat mendukung keberlanjutan Kampung Pelangi sebagai tempat wisata. Penerapan model seni partisipatoris ReVisit ART telah mendorong terbentuknya wisata baru di Kampung Pelangi yaitu wisata sejarah dan religi, yang diselenggarakan pada kegiatan ‘Panggilan Kali Semarang’ untuk menyambut hari jadi kota semarang ke 474 pada tanggal 2 Mei 2021. Kegiatan ini menempatkan Kali Semarang sebagai sebagai unit pemersatu warga di kelurahan Randusari. Karya seni partisipatoris yang dihasilkan merupakan media komunikasi untuk menciptakan keguyuban antar warga serta menanamkan rasa memiliki, sehingga warga tergerak untuk merawat dan melestarikan lingkungan Kampung Pelangi dan Kali Semarang.