digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Little Ice Age (LIA) menggambarkan kondisi dingin yang berlangsung selama berabad-abad, kondisi tersebut terkait perluasan gletser akibat letusan gunungapi besar yang diduga berasal dari letusan Samalas tahun 1257. Letusan Gunungapi Samalas menyebabkan dampak iklim di seluruh dunia dan kemungkinan berperan dalam memulai LIA. Material vulkanik yang diinjeksikan sangat luar biasa, sehingga memungkinkan untuk memperoleh hasil yang signifikan secara statistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada kurva rekonstruksi suhu dari kumpulan data proksi di berbagai wilayah. Pengolahan data dilakukan dengan 4 tahapan, yaitu memilih kurva rekonstruksi suhu dari tahun 1000-2000, digitasi kurva untuk mendapatkan nilai suhu pada setiap wilayah, interpolasi untuk memperoleh interval nilai suhu yang sama dan normalisasi nilai suhu untuk menyetarakan nilai dari seluruh data. Pengolahan tersebut menghasilkan data nilai suhu dari 12 kurva rekonstruksi suhu di 8 wilayah, antara lain Atlantik Utara, Pasifik Utara, Samudra Pasifik, New Zealand, Tasmania, Skandinavia, Pegunungan Alpen di Eropa dan sisanya dari penelitian di Northern Hemisphere. Namun, untuk membuktikan bahwa letusan Samalas mengawali perubahan iklim yang mengakibatkan LIA, data wilayah yang digunakan harus menunjukkan pengaruh iklim global akibat letusan Samalas. Oleh sebab itu, penentuan wilayah dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial untuk memilih wilayah yang sesuai dengan periodisasi LIA dan dipengaruhi kondisi iklim global akibat letusan Samalas. Hasil yang diperoleh menunjukkan ada tiga kelompok wilayah dari Northern Hemisphere yang mampu mencerminkan dampak iklim dari letusan Samalas, dilihat dari bentuk kurva hasil digitasi dengan pola perubahan yang tidak terlalu jauh berbeda, hasil statistik deskriptif sesuai dengan periodisasi LIA dan hasil statistik inferensial yang menunjukkan tidak ada perbedaan suhu antar wilayah. Setelah wilayah ditentukan, statistik deskriptif diterapkan kembali untuk menunjukkan grafik trend perubahan suhu pada interval 50 tahun dari masingmasing kelompok wilayah. Hasil grafik dari ketiga kelompok tersebut memiliki bentuk yang mirip, serta dapat menunjukkan bahwa letusan Samalas mengawali perubahan iklim yang mengakibatkan LIA didukung dengan letusan besar lainnya.