Little Ice Age (LIA) menggambarkan kondisi dingin yang berlangsung selama
berabad-abad, kondisi tersebut terkait perluasan gletser akibat letusan gunungapi
besar yang diduga berasal dari letusan Samalas tahun 1257. Letusan Gunungapi
Samalas menyebabkan dampak iklim di seluruh dunia dan kemungkinan berperan
dalam memulai LIA. Material vulkanik yang diinjeksikan sangat luar biasa,
sehingga memungkinkan untuk memperoleh hasil yang signifikan secara statistik.
Data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada kurva rekonstruksi suhu
dari kumpulan data proksi di berbagai wilayah. Pengolahan data dilakukan dengan
4 tahapan, yaitu memilih kurva rekonstruksi suhu dari tahun 1000-2000, digitasi
kurva untuk mendapatkan nilai suhu pada setiap wilayah, interpolasi untuk
memperoleh interval nilai suhu yang sama dan normalisasi nilai suhu untuk
menyetarakan nilai dari seluruh data. Pengolahan tersebut menghasilkan data nilai
suhu dari 12 kurva rekonstruksi suhu di 8 wilayah, antara lain Atlantik Utara,
Pasifik Utara, Samudra Pasifik, New Zealand, Tasmania, Skandinavia, Pegunungan
Alpen di Eropa dan sisanya dari penelitian di Northern Hemisphere. Namun, untuk
membuktikan bahwa letusan Samalas mengawali perubahan iklim yang
mengakibatkan LIA, data wilayah yang digunakan harus menunjukkan pengaruh
iklim global akibat letusan Samalas. Oleh sebab itu, penentuan wilayah dilakukan
menggunakan statistik deskriptif dan inferensial untuk memilih wilayah yang sesuai
dengan periodisasi LIA dan dipengaruhi kondisi iklim global akibat letusan
Samalas. Hasil yang diperoleh menunjukkan ada tiga kelompok wilayah dari
Northern Hemisphere yang mampu mencerminkan dampak iklim dari letusan
Samalas, dilihat dari bentuk kurva hasil digitasi dengan pola perubahan yang tidak
terlalu jauh berbeda, hasil statistik deskriptif sesuai dengan periodisasi LIA dan
hasil statistik inferensial yang menunjukkan tidak ada perbedaan suhu antar
wilayah. Setelah wilayah ditentukan, statistik deskriptif diterapkan kembali untuk
menunjukkan grafik trend perubahan suhu pada interval 50 tahun dari masingmasing kelompok wilayah. Hasil grafik dari ketiga kelompok tersebut memiliki
bentuk yang mirip, serta dapat menunjukkan bahwa letusan Samalas mengawali
perubahan iklim yang mengakibatkan LIA didukung dengan letusan besar lainnya.