digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

HELMYA HILDA PUTRI FATIMA.pdf?
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

COVER HELMYA HILDA PUTRI FATIMA.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB II TIN-PUS.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB III METODOLOGI.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

PUSTAKA Helmya Hilda Putri Fatima
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kota Batam yang terletak di Pulau Batam merupakan salah satu kota industri di Indonesia. Keterbatasan lahan untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) mendorong perlunya manajemen sampah kota yang lebih baik untuk mengurangi beban TPA. Di sisi lain, pertumbuhan penduduk di Kota Batam terus meningkat hingga mencapai angka sebesar 2,32% selama Tahun 2010 – 2020. Peningkatan jumlah penduduk tentu sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah tonase sampah rumh tangga yang dihasilkan. Bank sampah hadir sebagai usaha pemerintah untuk mengatasi pengelolaan sampah rumah tangga recyclable berbasis partisipasi masyarakat. Bank sampah tidak hanya dikembangkan sebagai strategi edukasi kepada masyarakat terhadap pentingnya pemilahan sampah dan pemanfaatan kembali sampah yang masih memiliki nilai guna atau nilai ekonomis, tetapi bank sampah juga dapat dijadikan sebagai sarana peningkatan status ekonomi masyarakat karena perdagangan sampah yang akan menghasilkan omset/keuntungan. Namun peran bank sampah dalam mengatasi pengelolaan persampahan di Pulau Batam masih belum optimal, maka penelitian ini membahas mengenai potensi bank sampah dalam proses pengelolaan sampah dan kaitannya dengan nilai perdagangan (ekonomis) yaitu konsep pengelolaan sampah daur ulang yang menekankan nilai guna barang. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan dua cara, yaitu survei langsung (observasi) dan sampling. Dua jenis teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Kedua teknik pengambilan data ini menggunakan metode wawancara terstruktur untuk memperoleh informasi sesuai dengan tujuan tertentu. Adapun pengolahan data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif untuk menampilkan kondisi pengelolaan yang telah dilakukan di wilayah studi, yaitu di sembilan kecamatan yang berada di Pulau Batam. Berdasarkan hasil penelitian, bank sampah dapat mengurangi beban TPA sebanyak 1,97% dari sampah rumah tangga, yaitu sebanyak 308,97 Ton sampah recyclable terpilah per tahun dan sejumlah 287,39 Ton sampah recyclable per tahun yang terjual ke industri daur ulang. Adapun jenis sampah recyclable terpilah melalui bank sampah yang paling banyak adalah dari jenis sampah kertas sebanyak 210,59 ton/tahun atau 68,16% dari total keseluruhan sampah recyclable terpilah melalui bank sampah. Omset perdagangan sampah kertas juga menjadi omset perdagangan jenis sampah paling tinggi yang mencapai angka sebesar Rp 242.330.569,00. Diketahui pula berdasarkan hasil analisis, bank sampah yang paling banyak berkontribusi terhadap aktivitas bank sampah di Pulau Batam adalah dari Kecamatan Batu Aji. Jumlah total sampah kertas, sampah plastik, dan sampah logam terpilah melalui bank sampah dari kecamatan ini adalah masing-masing sebanyak 165,49 ton/tahun; 67,78 ton/tahun; dan 14,37 ton/tahun. Dengan bank sampah berjumlah 54 unit dengan nasabah terbanyak di Pulau Batam sebanyak 1570 jiwa, maka dapat diketahui bahwa bank sampah yang berada di Kecamatan Batu Aji menjadi yang paling aktif dibandingkan bank sampah yang berada di ke-delapan kecamatan lainnya. Berdasarkan keseluruhan hasil analisis penelitian, maka bank sampah di Pulau Batam dapat digolongkan menjadi tiga jenis kelas berdasarkan kapasitas daur ulang dan omsetnya. Kelas bank sampah yang paling dominan adalah Kelas 1, sebanyak 207 unit berdasarkan kapasitas daur ulangnya dan sebanyak 200 unit berdasarkan omsetnya. Hal ini berarti terdapat 207 bank sampah unit yang memiliki kapasitas daur ulang kurang dari 2 ton/tahun dan terdapat 200 unit bank sampah yang memiliki omset kurang dari Rp 2.800.000,-. Nilai ini tentu masih sangat kecil jika dibandingkan jumlah sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh aktivitas domestik penduduk Kota Batam. Oleh karena itu pengembangan bank sampah lebih lanjut masih sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Hasil kajian pengelolaan sampah recyclable ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan pembuatan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih baik, menguntungkan, dan ramah lingkungan di Pulau Batam.