digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK MIDA FAHMI
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

COVER MIDA FAHMI
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 1 MIDA FAHMI
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 2 MIDA FAHMI
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 3 MIDA FAHMI
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

BAB 4 MIDA FAHMI
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

PUSTAKA MIDA FAHMI
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan bakteri yang komensal pada hidung dan kulit manusia, namun sering menyebabkan infeksi yang berulang. S. aureus digolongkan kedalam bakteri intraseluler dan mampu memanipulasi sistem imun yang menyebabkan pengobatan menjadi sangat sulit. Sistem imun yang berperan utama dalam menghadapi infeksi S. aureus yaitu neutrofil dan makrofag. Makrofag mempunyai peran utama dalam dinamika infeksi S. aureus. Namun karena kemampuan S. aureus dalam memanipulasi sistem imun sehingga terdapat S. aureus yang mampu bertahan hidup dalam makrofag dan menyebabkan infeksi yang berulang dan invasi ke organ lain. Untuk mengatasi hal ini, sistem penghantaran nanopartikel yang menargetkan ke sistem imun khususnya makrofag harus dikembangkan. Nanopartikel menjadi pilihan sistem penghantaran obat yang ideal karena mempunyai kemampuan dalam meningkatkan retensi intraseluler dan meningkatkan aktivitas antibakteri intraseluler. Salah satu contohnya yaitu nanopartikel polimerik yang biodegradabel mampu untuk meningkatkan akumulasi intraseluler dan meningkatkan aktivitas obat yang dimuatnya. Dimana sifat nanopartikel yang dihasilkan dapat mempengaruhi interaksinya dengan permukaan sel dan karakteristik kompartemen endosom awal, sehingga dapat mengendalikan penyerapan dan penyaluran intraseluler. Salah satu contohnya sifat hidrofobisitas partikel yang dihasilkan. Dimana partikel hidrofob ditemukan dalam lingkungan intrasel yang relatif netral (6,0 – 6,8), sedangkan partikel hidrofilik ditemukan dalam lingkungan yang lebih asam yaitu lingkungan fagolisosom (4,6 – 5,1). Dengan begitu, dapat ditentukan lingkungan intraseluler yang akan dicapai dengan sistem penghantaran yang dibuat sehingga dapat melepaskan obat yang dimuatnya dengan tepat dan mencapai keberhasilan pengobatan intraseluler.