Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan bakteri yang komensal pada hidung
dan kulit manusia, namun sering menyebabkan infeksi yang berulang. S. aureus
digolongkan kedalam bakteri intraseluler dan mampu memanipulasi sistem imun
yang menyebabkan pengobatan menjadi sangat sulit. Sistem imun yang berperan
utama dalam menghadapi infeksi S. aureus yaitu neutrofil dan makrofag.
Makrofag mempunyai peran utama dalam dinamika infeksi S. aureus. Namun
karena kemampuan S. aureus dalam memanipulasi sistem imun sehingga terdapat
S. aureus yang mampu bertahan hidup dalam makrofag dan menyebabkan infeksi
yang berulang dan invasi ke organ lain. Untuk mengatasi hal ini, sistem
penghantaran nanopartikel yang menargetkan ke sistem imun khususnya
makrofag harus dikembangkan. Nanopartikel menjadi pilihan sistem penghantaran
obat yang ideal karena mempunyai kemampuan dalam meningkatkan retensi
intraseluler dan meningkatkan aktivitas antibakteri intraseluler. Salah satu
contohnya yaitu nanopartikel polimerik yang biodegradabel mampu untuk
meningkatkan akumulasi intraseluler dan meningkatkan aktivitas obat yang
dimuatnya. Dimana sifat nanopartikel yang dihasilkan dapat mempengaruhi
interaksinya dengan permukaan sel dan karakteristik kompartemen endosom awal,
sehingga dapat mengendalikan penyerapan dan penyaluran intraseluler. Salah satu
contohnya sifat hidrofobisitas partikel yang dihasilkan. Dimana partikel hidrofob
ditemukan dalam lingkungan intrasel yang relatif netral (6,0 – 6,8), sedangkan
partikel hidrofilik ditemukan dalam lingkungan yang lebih asam yaitu lingkungan
fagolisosom (4,6 – 5,1). Dengan begitu, dapat ditentukan lingkungan intraseluler
yang akan dicapai dengan sistem penghantaran yang dibuat sehingga dapat
melepaskan obat yang dimuatnya dengan tepat dan mencapai keberhasilan
pengobatan intraseluler.