digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pinjaman P2P (Peer-to-Peer) menjadi solusi pilihan bagi pengusaha mikro dan kecil menengah (UMKM) dan personal yang tidak terlayani oleh Bank. Akumulasi pinjaman dari platform pinjaman P2P yang terdaftar di Indonesia mencapai lebih dari Rp194 triliun pada April 2021 (OJK, 2021). Seiring dengan peningkatan akumulasi pinjaman, NPL pada platform pinjaman P2P juga meningkat. Penelitian ini mengelaborasi faktor pada platform yang berhubungan dengan NPL pada platform pinjaman P2P. Data penelitian berasal dari 61 platform terdaftar OJK yang terdaftar di OJK pada periode penelitian (Mei 2019 – April 2021). Seperti yang telah dieksplorasi sebelumnya oleh peneliti lain, jumlah pinjakan dan kondisi pandemi digunakan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan analisis data panel untuk meminimalkan bias pada analisa. Pinjaman P2P menawarkan beberapa jenis pinjaman di platform. Penelitian ini mengklasifikasikan jenis pinjaman yang ditawarkan di platform berdasarkan tujuan pinjaman menjadi dua jenis: pinjaman konsumtif (pinjaman tunai, pinjaman karyawan dan pinjaman produk/layanan), dan pinjaman produktif (pinjaman UKM, pinjaman rantai pasok, pinjaman proyek, pinjaman berdasar tagihan, dan pinjaman penjual online). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredit konsumtif, kredit pegawai secara signifikan, berhubungan positif dengan NPL. Di sisi lain, pinjaman produktif (secara signifikan pada pinjaman penjual online, kredit UKM dan pinjaman rantai pasok) berhubungan negatif terhadap NPL. Penelitian ini juga mengeksplorasi bahwa usia CEO secara konsisten berhubungan dengan NPL platform. Memiliki lisensi tidak secara signifikan berhubungan dengan NPL di P2P lending Indonesia. Platform yang menawarkan pinjaman produktif perlu dikembangkan oleh pemangku kepentingan untuk meningkatkan akses UKM ke permodalan. Platform yang menawarkan pinjaman konsumtif perlu meningkatkan kapasitas penilaian kredit dan mengelola fitur pinjaman. Profil CEO menentukan kinerja platform, terutama usia CEO. Platform yang memiliki CEO lebih tua berhubungan negatif dengan NPL. Pengalaman pendidikan CEO di luar negeri digunakan sebagai variabel instrumental usia untuk menangani masalah endogenitas. Semakin lama seorang CEO memiliki pengalaman pendidikan di luar negeri, semakin besar pengaruh usia CEO terhadap NPL platform. iv Pengaruh determinasi antara portofolio pinjaman yang ditawarkan dalam P2P lending platform signifikan untuk diketahui oleh para pemangku kepentingan. Regulator juga perlu menjaga industri untuk mengisi gap akses permodalan, namun sekaligus tidak menjadi rentenir digital, sebagai payday loan, dan merusak citra industri itu sendiri. Temuan dari penelitian ini akan bermanfaat bagi regulator sebagai bahan pertimbangan dalam membuat regulasi yang mengembangkan industri P2P lending ke depan. Temuan ini juga bermanfaat bagi pemilik platform untuk pengambilan keputusan dan perencanaan strategi. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini akan memberikan gambaran tentang kondisi industri P2P lending Indonesia pada masa penelitian dan menemukan arah apa yang haru