Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) telah merencanakan
dimetil eter (DME) sebagai bahan bakar rumah tangga, dan penggunaannya dimulai
tahun 2022. Saat ini DME diproduksi secara komersial dengan jalan dehidrasi
metanol. Umumnya, metanol diproduksi dengan gas sintesis dari gas alam.
Berbagai pengembangan sintesis langsung DME dari gas sintesis masih menarik
untuk dilakukan karena beberapa tantangan pada proses operasinya. Biaya proses
sintesis langsung DME diperkirakan akan lebih murah daripada yang melalui
metanol. Pada penelitian ini, proses sintesis langsung DME telah berhasil dilakukan
pada kondisi tekanan rendah (sekitar 20 bar) dan temperatur rendah (200-280 ?).
Tekanan pada penelitian ini lebih rendah dibanding tekanan proses pada sintesis
metanol komersial 50-100 bar.
Sintesis langsung DME merupakan integrasi reaksi konsekutif sintesis metanol dari
gas sintesis dan dehidrasinya menjadi DME. Pada tekanan rendah, pembentukan
metanol menjadi rendah, tetapi metanol langsung terdehidrasi menjadi DME. Pada
penelitian ini, sintesis langsung DME dilakukan dengan katalis campuran yang
selektif terhadap reaksi masing-masing yaitu sintesis metanol dan dehidrasinya
menjadi DME. Untuk mendapatkan hasil yang baik, kedua katalis telah diuji
aktivitasnya terlebih dahulu terhadap masing-masing reaksi.
Kajian sintesis metanol dilaksanakan dengan menggunakan katalis komersial M151
dan XAB. Kedua katalis ini memiliki komposisi mirip, yaitu 63% Cu, 26-27% Zn,
dan 9% Al. Tetapi masing-masing memiliki sifat pori yang berbeda sebagai berikut:
(i) luas permukaan 54,8 m2/g (katalis M151) dan 110,0 m2/g (katalis XAB); (ii)
volume pori 0,22 mL/g (M151) dan 0,29 mL/g (XAB). Uji aktivitas masing-masing
katalis dilakukan pada 240 ? dan 20 bar, dan umpan dengan komposisi 65% H2,
28% CO, dan 7% N2. Katalis XAB memberi konversi CO 30%, dan perolehan
metanol sebesar 1,2%. Katalis M151 memberi konversi CO 74%, dan perolehan
DME 1,8% tanpa produk metanol. Katalis M151 ternyata juga mengakomodasi
dehidrasi metanol menjadi DME, karena M151 memiliki sifat asam. Katalis asal ?-Al2O3 memiliki sifat asam terlalu tinggi, sehingga reaksi dehidrasi
berlanjut dan produk utama bukan DME. Untuk mengatasi hal ini, katalis ?-Al2O3
dimodifikasi dengan impregnasi fosfor (P/Al). Katalis ?-Al2O3 dengan 5% fosfor
(5P/Al) memiliki keasaman rendah-menengah yang baik untuk dehidrasi metanol
menjadi DME. Hasil uji aktivitas katalis 5P/Al pada 1 bar dan 240 ? memberi
konversi metanol 42%, perolehan DME 18%, dan selektivitas DME 75%. Katalis
5P/Al lebih selektif untuk menghasilkan DME dibanding katalis asal ?-Al2O3.
Sintesis langsung DME dilakukan dengan bantuan katalis campuran
(XAB):(5P/Al) dan rasio (1:1) pada proses kontinu, partaian, dan partaian berulang.
Percobaan dilakukan dengan reaktor modified carberry yang memberi kontak baik
antara gas sintesis dan katalis. Gas sintesis umpan memiliki komposisi 65% H2,
28% CO, dan 7% N2. Sintesis langsung DME dilakukan secara partaian pada
tekanan awal 15-23 bar dan temperatur 200-280 ?. Katalis campuran
(XAB):(5P/Al) memberi aktivitas yang baik: konversi CO 70%, dan perolehan
DME 37% pada proses partaian dengan tekanan sintesis 20 ke 15 bar (P20-15), dan
temperatur 240 ?. Pada temperatur yang sama 240 ?, dan tekanan awal yang lebih
rendah 17 bar (P17-12) telah memberi konversi CO 50%, dan perolehan DME
31,2%. Pada tekanan awal 23 bar (P23-18) dan temperatur 260 ?, katalis
(XAB):(5P/Al) memberi konversi CO 75%, dan perolehan DME 60,5%.
Pada proses partaian berulang dengan tekanan awal 20 bar (P20-15) dan 23 bar
(P23-18), katalis campuran (XAB):(5P/Al) masih menunjukkan aktivitas yang baik
walau sudah digunakan hingga enam kali ulangan partaian (± 2 jam/tempuhan).
Pada temperatur 240 ?, kinerja katalis campuran (XAB):(5P/Al): tekanan awal 20
bar (P20-15) memberi konversi CO 65%, dengan perolehan DME 40%, dan
tekanan awal 23 bar (P23-18) memberi konversi CO 67%, dengan perolehan DME
44%. Kinerja katalis meningkat saat temperatur dinaikkan, contohnya pada tekanan
awal 23 bar (P23-18) dan temperatur 260 ?, konversi CO menjadi 75%, dan
perolehan DME menjadi 60%. Hasil ini menunjukkan bahwa laju reaksi sintesis
langsung DME lebih dipengaruhi oleh temperatur dibandingkan tekanan.
Kebaruan utama penelitian doktoral ini adalah pembuktian sintesis langsung DME
dari gas sintesis dapat dilaksanakan pada tekanan sekitar 20 bar dan temperatur 240-
260 oC, melalui rekayasa penggeseran reaksi kesetimbangan reaksi sintesis metanol
dan dehidrasinya. Sintesis langsung pada tekanan rendah ini dilakukan
menggunakan katalis campuran XAB dan 5P/Al, dengan rasio 1:1 (lebih rendah
dari peneliti-peneliti lain yang umumnya mencapai 5/1). Keberhasilan penelitian
ini diharapkan mempermudah pengembangkan lanjut ke percobaan skala lebih
besar, mengingat katalis XAB untuk sintesis metanol tersedia di pasar terbuka, dan
katalis 5P/Al adalah hasil modifikasi ?-Al2O3 dengan 5% fosfor untuk dehidrasi
metanol menjadi DME.