Kondisi pengelolaan sampah di Takengon saat ini adalah terbatasnya jumlah Tempat
Penampungan Sementara (TPS), sehingga lahan kosong, selokan, sungai, trotoar jalan dan
tempat lainnya sering menjadi sasaran TPS liar. Pengelolaan sampah yang berbasis
masyarakat perlu diterapkan secara komprehensif untuk meminimalkan jumlah timbulan
sampah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kesediaan masyarakat Kota Takengon untuk melakukan pengelolaan
sampah rumah tangga. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner
kepada masyarakat menggunakan metode cluster random sampling. Data yang terkumpul
akan dianalisis menggunakan Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLSSEM) mengunakan software SmartPLS3, analisis cluster dan analisis diskriminan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pengetahuan lingkungan masyarakat “sangat baik” dan
85,46% responden bersedia untuk melakukan pengelolaan sampah skala rumah tangga.
Kesediaan masyarakat Takengon untuk melakukan pengelolaan sampah dipengaruhi
secara langsung oleh persepsi kontrol perilaku sebesar 43,2% dan sikap sebesar 45,7%.
Responden dikelompokkan menjadi 2 cluster, kelompok pertama terdiri dari 18%
responden dan kelompok kedua terdiri dari 82% responden. Faktor yang paling dominan
mempengaruhi kesediaan masyarakat adalah persepsi tentang daur ulang mudah dilakukan,
memiliki banyak waktu untuk melakukan pengelolaan sampah dan sikap mengelola
sampah dapat menjaga ligkungan.