Aeroelastik merupakan fenomena interaksi antara aliran dengan struktur. Flutter merupakan salah satu fenomena aeroelastik pada jembatan bentang panjang yang dapat mengakibatkan kerusakan. Fenomena flutter pada jembatan bentang panjang dapat diinvestigasi menggunakan metode eksperimental dan numerik. Pengujian terowongan angin saat ini diyakini paling efektif untuk menganalisis fenomena flutter pada jembatan. Meskipun pengujian terowongan angin dianggap lebih efektif, namun biaya pengujian terowongan angin ini relatif lebih mahal dibanding simulasi numerik. Simulasi numerik CFD tidak dapat menggantikan pengujian terowongan angin, akan tetapi simulasi numerik dapat dijadikan sebagai pelengkap dan alternatif untuk memprediksi fenomena aeroelastik pada jembatan.
Pada penelitian ini dilakukan simulasi Fluid Structure Interaksi (FSI) pada model seksional 2D dek jembatan bentang panjang dengan teknik getaran bebas untuk menganalisis kecepatan flutter menggunakan perangkat lunak Ansys. Simulasi dilakukan pada berbagai bentuk penampang dek jembatan dan model turbulensi untuk mengetahui pengaruh bentuk terhadap karakteristik ketidakstabilan flutter. Data hasil simulasi kemudian diekstraksi menggunakan metode identifikasi Modified Ibrahim Time-Domain Method (MITD) untuk mendapatkan nilai rasio redaman dan koefisien flutter derivatives
Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk penampang persegi panjang (bluff body) lebih rentan terhadap ketidakstabilan flutter dibandingkan degan bentuk streamline. Mekanisme flutter yang terjadi pada bentuk bluff body adalah torsional flutter, sedangkan pada bentuk streamline adalah coupling flutter. Penggunaan model turbulensi yang berbeda dalam simulasi jembatan ini tidak memberikan perbedaan hasil kecepatan dan frekuensi kritis yang signifikan.