digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK RENI ANGGRAYANI
PUBLIC Irwan Sofiyan

Isu-isu permasalahan di perkotaan seperti DKI Jakarta terdiri dari urbanisasi yang meningkat, kemacetan semakin tinggi, pembuatan jalan baru yang tidak solutif dan penyediaan angkutan umum yang belum optimal. Hal ini membuat adanya permasalahan dalam pengembangan sistem jaringan angkutan umum terutama di Transjakarta Koridor 1. Permasalahan tersebut berupa utilization factor yang tinggi dan adanya dua moda yang beroperasi dalam satu lajur, yaitu Transjakarta Koridor 1 dan MRT Jakarta Fase 1. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan studi evaluasi dan optimalisasi kinerja rute Transjakarta terhadap pembangunan MRT Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja rute Transjakarta akibat dampak pembangunan MRT Jakarta sesuai dengan indikator kinerja rute angkutan umum dan mengoptimalisasi hasil evaluasi sehingga menghasilkan alternatif kebijakan angkutan umum pada tahun 2025 dan tahun 2035. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan PTV Visum dengan metode headway-based assignment. Terdapat 4 alternatif kebijakan yang dievaluasi yaitu menghilangkan Transjakarta di Koridor 1, merubah jenis armada Transjakarta Koridor 1, kombinasi menurunkan headway Transjakarta Koridor 1 dan merubah jenis armada serta kombinasi menaikkan headway Transjakarta Koridor 1 dan merubah jenis armada. Berdasarkan impact model dilihat dari user dan operator, maka alternatif kebijakan yang terpilih adalah kebijakan kombinasi menaikkan headway Transjakarta Koridor 1 dan merubah jenis armada. Hasil kebijakan ini menghasilkan kenaikan penumpang MRT sebesar 2% dan penurunan penumpang Transjakarta koridor 1 sebesar 15-30%. Akan tetapi, load factor yang dicapai mampu menyamai kondisi ideal yaitu ? 70% dengan batasan bawah > 50% dan batasan atas <95, sehingga bisa dikatakan optimal. Penurunan kapasitas berimplikasi juga pada turunnya BOK pada Transjakarta koridor 1. Di sisi lain, dengan mempertahankan Transjakarta koridor 1, kebutuhan user dapat terfasilitasi dengan memilih 2 moda public transport tanpa berencana untuk kembali menggunakan kendaraan pribadi.