digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sally
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) adalah program yang dibentuk untuk mengurangi dampak buruk dari penggunaan jarum suntik tidak steril atau bergantian di kalangan pengguna opioid. Keberhasilan dari program terapi ditentukan oleh beberapa faktor misalnya kondisi patologis pasien, pemberian dosis metadon yang sesuai, kepatuhan pasien, dan interaksi metadon dengan obat lain yang dikonsumsi oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi interaksi obat yang terjadi pada pasien klinik program terapi rumatan metadon dalam kaitannya dengan keberhasilan terapi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan secara retrospektif dengan mengambil data dari rekam medik pasien rumatan metadon yang memenuhi kriteria inklusi di Klinik Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung terhitung sampai Februari 2013 yaitu sebanyak 63 orang. 66,67% pasien PTRM menggunakan obat antiretroviral dan terdapat 9 golongan obat lain yang digunakan oleh pasien PTRM untuk mengatasi kondisi psikologis atau penyakit penyerta lainnya. 40,58% pasien menggunakan benzodiazepin, 28,98% antibiotik, 4,35% antipsikotik, 5,80% proton pump inhibitor, 4,35% analgesik, 2,90% antidepresan trisiklik, 2,90% vitamin, 2,90% Selective Serotonin Reuptake Inhibitor, dan 7,24% golongan lain (antijamur, antivirus, mucolytic agent, dan kortikosteroid). Ditemukan kasus interaksi obat sebanyak 43 kasus, dengan potensi interaksi tipe mayor sebanyak 9,3%, tipe moderate sebanyak 65,12%, dan tipe minor sebanyak 25,58%. Terdapat interaksi obat pada pasien PTRM dan pengawasan yang kurang maksimal tentang penggunaan obat pasien. Pelayanan farmasi klinik dan konseling diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat serta mengurangi penggunaan obat yang berpotensi menimbulkan interaksi dengan metadon maupun obat lainnya sehingga dapat mengurangi efek terapi rumatan metadon.