digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rigitta Pramesty Damayanti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Rigitta Pramesty Damayanti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Rigitta Pramesty Damayanti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Rigitta Pramesty Damayanti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Rigitta Pramesty Damayanti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Rigitta Pramesty Damayanti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Rigitta Pramesty Damayanti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2022 TA PP RIGITTA PRAMESTY DAMAYANTI_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Transportasi memiliki peran penting dalam memfasilitasi masyarakat berpindah tempat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa sehari-hari serta meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Semakin hari, sistem transportasi di Indonesia terus berkembang untuk dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Persoalan terkait transportasi yang semakin kompleks terus ditanggulangi salah satunya dengan pengembangan moda transportasi umum massal. Kereta cepat merupakan salah satu moda transportasi umum massal yang sedang dikembangkan di Indonesia dengan rute Jakarta-Bandung. Pembangunan infrastruktur transportasi ini tentu akan menimbulkan dampak-dampak tertentu pada kota dan kabupaten yang menjadi daerah pembangunan infrastruktur tersebut, yang dalam studi ini khususnya di kota dan kabupaten koridor kereta cepat Jakarta-Bandung. Salah satu dampak yang akan timbul adalah dampak kereta cepat terhadap aksesibilitas kota dan kabupaten. Berdasarkan studi sebelumnya terkait negara-negara lain yang lebih dahulu memiliki kereta cepat, moda ini akan secara signifikan mengubah aksesibilitas daerah pusat dan pinggiran kota. Maka dari itu, perlu dilakukan studi terkait perubahan aksesibilitas yang dapat dijadikan salah satu dasar perencanaan transportasi di masa depan dengan mengetahui secara spesifik kota dan kabupaten yang aksesibilitasnya perlu ditingkatkan. Pendekatan analisis aksesibilitas yang digunakan dalam studi ini adalah analisis berdasarkan tiga indikator aksesibilitas yaitu Weighted Average Travel Time (WATT), Daily Accessibility (DA), dan Potential Accessibility (PA). Hasil studi menemukan bahwa dengan adanya kereta cepat saat dibandingkan dengan kendaraan bermotor aksesibilitas kota dan kabupaten cenderung menurun tetapi tidak secara signifikan. Sedangkan jika dibandingkan dengan moda kereta api konvensional, terjadi peningkatan aksesibilitas yang cukup signifikan untuk kota dan kabupaten yang dilewatinya. Selain itu, ditemukan juga bahwa perubahan-perubahan signifikan terkait peningkatan aksesibilitas berada di sekitar stasiun kereta cepat, di mana untuk daaerah yang berlokasi lebih jauh dari kereta cepat peningkatan aksesibilitas cenderung minim.