Pirolisis merupakan salah satu teknologi konversi biomassa lignoselulosa menjadi
produk char, bahan teruap bio crude oil (BCO), dan bio pirolisis gas (BPG)
dengan bantuan panas dan tanpa oksigen. Tiga produk global tersebut merupakan
representasi dari perlakuan pirolisis biomassa lignoselulosa yang didekati melalui
model persamaan kinetika global basis keadaan padat (solid-state). Solid-state
mempelajari proses pelepasan bahan teruap melalui pendekatan terhadap
degradasi produk char yaitu peristiwa kehilangan massa biomassa selama proses
pirolisis berlangsung. Komponen produk cair BCO merupakan campuran
sejumlah senyawa oksigenat sedangkan produk gas BPG merupakan campuran
sejumlah gas ringan yang kompleks. Beberapa peneliti menggunakan model
persamaan kinetika global basis keadaan padat untuk menjelaskan proses
pelepasan masing-masing komponen bahan teruap akan tetapi belum
mendapatkan hasil yang memuaskan karena kompleksitas dari senyawa-senyawa
penyusun BCO dan BPG.
Kebaruan yang dihasilkan pada penelitian ini adalah pengembangan satu paket
pemodelan dengan cara modifikasi model prediksi rasio peningkatan bahan teruap
(VE) spesifik untuk pirolisis lambat biomassa cangkang kelapa sawit, modifikasi
model kinetika global basis keadaan padat metode Kissinger–Akahira–Sunose
(KAS) menjadi basis keadaan bahan teruap, modifikasi model prediksi fraksi
massa basis bahan teruap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kinerja
produksi BCO dan BPG melalui uji eksperimental dan pemodelan persamaan
matematika yang diusulkan untuk menghitung fraksi massa komponen (yi) dan
yield masing-masing produk pirolisis biomassa sebagai fungsi temperatur, laju
pemanasan, bilangan biomassa, energi aktivasi dan konstanta pra-eksponensial.
Eksperimen menggunakan pyrolyzer lambat semi-batch yaitu alat analisis
produksi proses pirolisis secara gravimetri termal (APP-GT) untuk memvalidasi
pemodelan pada skala laboratorium dan alat tungku tegak tunggal untuk melihat
kinerja pemodelan pada skala demonstrasi. Karakterisasi produk BCO pada
temperatur 500 o
C diperoleh asam asetat, asam laurat, asam miristat, asam
palmitat, asam kaprat, asam kaprilat, asam oleat, asam erukat, asam stearat, fenol,
ii
benzena, toluena, etil benzena, xylena, dan air. Sedangkan karakterisasi BPG pada
temperatur 500 o
C diperoleh metana, karbondioksida, asetilena+etilena, etana,
propilena, propana, i-butana, n-butana, i-pentana, n-pentana, hidrogen,
karbonmonoksida. Pemodelan yang digunakan merupakan persamaan matematika
kinetika reaksi yang digagas berdasarkan konsep kekekalan neraca massa.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa model prediksi yang diusulkan terbukti
mampu mendekati data-data eksperimen. Proses pelepasan bahan teruap global
yang diformulasikan oleh model prediksi yield volatile release (YVY) sebagai
jumlah dari komponen yield produk-produk BCO dan BPG terbukti mampu
mendekati dengan hasil ekperimen. Model prediksi yield volatile release (YVY)
juga mampu beradaptasi dengan model kinetika global basis keadaan bahan padat
yang dimodifikasi menjadi basis keadaan bahan teruap untuk mengetahui
parameter kinetika global. Peningkatan pelepasan bahan-bahan teruap BCO dan
BPG secara signifikan terjadi pada zona devolatilisasi pada proses eksperimen
juga mampu didekati oleh model prediksi rasio peningkatan bahan teruap (VE)
sebagai fungsi polinomial rasio temperatur pirolisis terhadap temperatur standar.
Persamaan model prediksi yield volatile release (YVY) mengungkap bagaimana
bahan teruap komponen produk BCO dan BPG terbentuk diturunkan lebih
spesifik melalui prediksi fraksi massa komponen (yi) dan pra-ekponensial global.
Prediksi fraksi massa komponen memberikan informasi lebih rinci pengaruh
temperatur pirolisis pada pembentukan lima belas komponen BCO dan dua belas
komponen BPG serta berkorelasi dengan energi aktivasi reaksi semu setiap
komponen dalam bentuk polinomial persamaan kuadrat fungsi temperatur.
Hasil pemodelan kemudian dilanjutkan pada proses pengembangan skala
demonstrasi BCO menggunakan tungku tegak tunggal. Hasil penelitian
menunjukkan rasio tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai bahan baku dan
bahan bakar adalah 1:6 untuk temperatur pirolisis 300 o
C, 1:8 untuk temperatur
pirolisis 350 o
C, 1:10 untuk temperatur pirolisis 400 o
C, 1:12 untuk temperatur
pirolisis 450 o
C, 1:14 untuk temperatur pirolisis 500 o
C. Degradasi biomassa
TKKS di dalam tungku lebih dominan disebabkan oleh kendali kinetika reaksi
dengan peningkatan temperatur yang sangat cepat pada temperatur kurang dari
450 o
C sehingga lebih cepat mendapatkan perolehan bahan teruap. Sedangkan
pada temperatur diatasnya degradasi biomassa TKKS terjadi lebih lambat karena
dipengaruhi oleh kendali perpindahan panas konduksi di dalam pyrolyzer.
Pengembangan satu paket model prediksi persamaan keadaan bahan teruap
memberikan efisiensi waktu dalam menyeleksi biomassa yang lebih tepat dalam
memproduksi bahan kimia dari biomassa dengan teknik pyrolyzer lambat semibatch. Dengan potensi bahan teruap diketahui dari model prediksi tersebut melalui
persamaan polinomial Ea fungsi temperatur sehingga dapat digunakan untuk
memprediksi fraksi massa optimal dari komponen tertentu. Model kinetika basis
bahan teruap juga dapat digunakan untuk dasar dalam perancangan reaktor untuk
berbagai kapasitas hingga skala industri.