BAB 1 Christian Aslan
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 2 Christian Aslan
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 3 Christian Aslan
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 4 Christian Aslan
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
BAB 5 Christian Aslan
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
PUSTAKA Christian Aslan Public
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
Biodiesel merupakan produk bahan bakar nabati terbarukan yang lebih ramah
lingkungan. Saat ini, biodiesel digunakan di Indonesia sebagai diesel blend dengan
komposisi 30%-v biodiesel dan 70%-v petrodiesel (B30), sesuai dengan Program
Mandatori Biodiesel. Namun, biodiesel memiliki kelemahan yaitu lebih
higroskopis, mudah didegradasi, dan bersifat lebih polar. Hal ini menyebabkan
terjadinya peristiwa korosi yang dipercepat oleh mikroorganisme, yang disebut
sebagai biokorosi atau Microbiologically Influenced Corrosion (MIC). Peristiwa
MIC ini dapat terjadi pada sistem penyimpanan diesel blend.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pengaruh mikroorganisme terhadap
pembentukan biofilm, korosi baja karbon, dan degradasi hidrokarbon pada sistem
penyimpanan B30. Mikroorganisme yang digunakan adalah isolat kultur murni
Bacillus clausii dan isolat kultur campuran yang berasal dari biofilm pada baja
karbon yang direndam dalam B30. Hasil dari penelitian ini adalah laju korosi baja
karbon lebih tinggi pada kondisi ditumbuhi mikroorganisme, terutama kultur
campuran dibandingkan B. clausii. Selain itu, perubahan bilangan asam total B30
juga lebih tinggi pada kondisi ditumbuhi mikroorganisme, dengan kultur campuran
lebih tinggi daripada B. clausii. Proses MIC yang terjadi pada kultur campuran lebih
kompleks, yang meliputi reaksi anodik dan katodik, korosi oleh H2S, konsumsi
elektron secara langsung, produksi enzim hidrogenase, interaksi IOB dan IRB,
korosi oleh Fe2+, produksi asam organik, dan produksi EPS. Sementara itu, MIC
pada kultur murni B. clausii yang dominan hanya meliputi reaksi anodik dan
katodik, produksi asam organik, dan produksi EPS. Jika ditinjau dari material baja
karbon, material baja karbon memiliki ketahanan relatif terhadap korosi yang
sangat baik, karena laju korosi seragam baja karbon dalam sistem penyimpanan
B30 di bagian fasa minyak dengan dan tanpa mikroorganisme sangatlah rendah,
sehingga waktu kerusakan tangki diestimasikan sangat lama. Namun, bahaya dari
serangan korosi sumuran serta korosi pada interfasa minyak-air juga perlu
diperhatikan.