ABSTRAK Jasmine Hanna Pramadhia
PUBLIC yana mulyana
COVER Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Biji kopi (Coffea arabica L.) yang diproduksi menjadi minuman di berbagai negara menghasilkan
limbah yang cukup banyak, salah satunya adalah limbah kulit biji kopi. Senyawa fenolik merupakan
salah satu komponen utama pada kulit biji kopi dan dapat dimanfaatkan sebagai bioreduktor dan
capping agent dalam proses sintesis nanopartikel perak. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan
proses sintesis nanopartikel perak menggunakan ekstrak kulit biji kopi (Coffea arabica L.),
menentukan karakteristik nanopartikel perak yang diharapkan setelah proses sintesis tersebut, dan
menentukan aktivitas nanopartikel perak yang diharapkan sebagai antimikroba. Pencarian data
pada kajian pustaka ini menggunakan search engine Pubmed dan ScienceDirect, kemudian
didapatkan 59 jurnal yang masuk ke dalam kriteria inklusi dan ekslusi. Setelah itu, data yang
didapatkan dianalisis lebih lanjut. Selain mengurangi penggunaan bahan berbahaya bagi kesehatan,
sintesis nanopartikel perak menggunakan sistem biologis terbukti memiliki keunggulan yang lebih
dalam aktivitasnya sebagai antimikroba dibandingkan sintesis nanopartikel perak menggunakan
senyawa kimia sintetik. Langkah pertama yang diperlukan adalah melakukan ekstraksi kulit biji kopi.
Ekstrak tersebut kemudian dicampurkan dengan perak nitrat (AgNO3). Perubahan warna menjadi
cokelat tua menandakan bahwa nanopartikel perak sudah terbentuk. Menggunakan bantuan
gelombang mikro dan ultrasonik ketika proses sintesis dapat mempercepat reaksi dan
menghasilkan nanopartikel dengan ukuran yang kecil serta distribusi ukuran yang merata. Optimasi
sintesis nanopartikel perak diperlukan agar mendapatkan nanopartikel perak dengan karakteristik
yang lebih kecil, distribusi ukuran yang merata, murni, dan memiliki stabilitas yang tinggi. Selain itu,
menurut kajian pustaka sebagian besar nanopartikel perak yang disentesis dengan bantuan
senyawa fenolik memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi karena zona hambatnya yang besar, nilai
konsentrasi hambat minimum (KHM), konsentrasi bakterisidal minimum (KBM), dan konsentrasi
fungisidal minimum (KFM) yang rendah pada mikroba uji.