digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jasmine Hanna Pramadhia
PUBLIC yana mulyana

COVER Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Jasmine Hanna Pramadhia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Biji kopi (Coffea arabica L.) yang diproduksi menjadi minuman di berbagai negara menghasilkan limbah yang cukup banyak, salah satunya adalah limbah kulit biji kopi. Senyawa fenolik merupakan salah satu komponen utama pada kulit biji kopi dan dapat dimanfaatkan sebagai bioreduktor dan capping agent dalam proses sintesis nanopartikel perak. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan proses sintesis nanopartikel perak menggunakan ekstrak kulit biji kopi (Coffea arabica L.), menentukan karakteristik nanopartikel perak yang diharapkan setelah proses sintesis tersebut, dan menentukan aktivitas nanopartikel perak yang diharapkan sebagai antimikroba. Pencarian data pada kajian pustaka ini menggunakan search engine Pubmed dan ScienceDirect, kemudian didapatkan 59 jurnal yang masuk ke dalam kriteria inklusi dan ekslusi. Setelah itu, data yang didapatkan dianalisis lebih lanjut. Selain mengurangi penggunaan bahan berbahaya bagi kesehatan, sintesis nanopartikel perak menggunakan sistem biologis terbukti memiliki keunggulan yang lebih dalam aktivitasnya sebagai antimikroba dibandingkan sintesis nanopartikel perak menggunakan senyawa kimia sintetik. Langkah pertama yang diperlukan adalah melakukan ekstraksi kulit biji kopi. Ekstrak tersebut kemudian dicampurkan dengan perak nitrat (AgNO3). Perubahan warna menjadi cokelat tua menandakan bahwa nanopartikel perak sudah terbentuk. Menggunakan bantuan gelombang mikro dan ultrasonik ketika proses sintesis dapat mempercepat reaksi dan menghasilkan nanopartikel dengan ukuran yang kecil serta distribusi ukuran yang merata. Optimasi sintesis nanopartikel perak diperlukan agar mendapatkan nanopartikel perak dengan karakteristik yang lebih kecil, distribusi ukuran yang merata, murni, dan memiliki stabilitas yang tinggi. Selain itu, menurut kajian pustaka sebagian besar nanopartikel perak yang disentesis dengan bantuan senyawa fenolik memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi karena zona hambatnya yang besar, nilai konsentrasi hambat minimum (KHM), konsentrasi bakterisidal minimum (KBM), dan konsentrasi fungisidal minimum (KFM) yang rendah pada mikroba uji.