Kasus kematian akibat infeksi tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis masih tinggi dan menjadi perhatian dunia untuk dapat
mengeradikasi penyakit tersebut termasuk di Indonesia. Angka kasus kematian ini
dapat ditekan dengan pengobatan antituberkulosis yang saat ini digunakan namun
adanya multidrug-resistant TB (MDR-TB) menjadi tantangan untuk melakukan
pencarian senyawa baru yang efektif untuk pengobatan TB. Pencarian senyawa
baru dari mikroorganisme laut saat ini banyak disukai peneliti karena
kemampuannya memproduksi metabolit sekunder yang baru dan unik terutama dari
mikroorganisme jamur. Tujuan penelitian ini yaitu melakukan pencarian senyawa
antimikobakteri dengan mengisolasi, menguji, dan menentukan senyawa metabolit
sekunder jamur asal laut Penicillium sp. yang memiliki aktivitas sebagai
antimikobakteri serta penentuan konsentrasi hambat minimumnya. Metode
ekstrraksi yang digunakan yaitu ekstraksi cair-cair dan maserasi. Metode isolasi
metabolit sekunder yang digunakan yaitu metode kromatografi kolom cair vakum
dan HPLC semi-preparative. Sedangkan metode yang digunakan untuk uji aktivitas
antimikobakteri dan penentuan KHM yaitu mikrodilusi dengan pewarnaan MTT
(MTT assay). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak misellium dan media
dari jamur asal laut Penicillium sp. keduanya memiliki aktivitas antimikobakteri
terhadap Mycobacterium smegmatis dengan nilai KHM masing-masing 50?g/mL
dan 200?g/mL. Terdapat 4 subfraksi yang memiliki aktivitas antimikobakteri yaitu
subfraksi kode SFA-5, SFA-6, SFA-7 dan SFA-8 dengan nilai KHM dengan range
sebesar 3,125 –200?g/mL.