digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam aplikasi MEOR, bakteri hidrokarbonoklastik dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi fraksi berat hidrokarbon menjadi fraksi yang lebih sederhana sehingga dapat meningkatkan mobilitas minyak bumi. Kemampuan degradasi hidrokarbon pada bakteri berbeda-beda sehingga dibutuhkan konsorsium bakteri dalam aplikasi MEOR. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bakteri hidrokarbonoklastik yang berpotensi untuk aplikasi MEOR dengan pendekatan culture-dependent dan culture- independent. Berdasarkan metode culture-dependent yang sudah dilakukan pada penelitian sebelumnya, diperoleh 22 isolat bakteri yang teridentifikasi menjadi 5 spesies berbeda, yaitu Bacillus licheniformis, Bacillus pumilus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis, dan Bacillus fusiformis. Isolat bakteri yang diperoleh hanya termasuk ke dalam 1 genus sehingga diperlukan studi lebih lanjut terkait bakteri hidrokarbonoklastik lain yang potensial untuk diisolasi. Berdasarkan metode culture-independent menggunakan gen 16S rRNA yang dilakukan pada penelitian sebelumnya, diperoleh 432 OTU dan 27 genus yang didominasi genus Tepidiphilus (71,848%), Lysinibacillus (4,160%), Pseudomonas (1,703%), dan Paracoccus (1,638%). Berdasarkan studi literatur, bakteri yang berpotensi mendegradasi hidrokarbon adalah genus Tepidiphilus, Lysinibacillus, Pseudomonas, Paracoccus, Alcanivorax, Bacillus, Dietzia, Chryseobacterium, Sphingopyxis, dan Pigmentiphaga dengan kemampuan degradasi yang berbeda-beda. Berdasarkan prediksi fungsi menggunakan software PICRUSt2 (database KEGG dan MetaCyc), diprediksi terdapat gen ortholog dan pathway yang berperan dalam degradasi hidrokarbon, seperti alkana, toluena, catechol, PAH, dan asphalt pada komunitas bakteri sumur minyak bumi ABG02 Jatibarang. Berdasarkan hasil analisis culture-independent, terdapat bakteri hidrokarbonoklastik lain pada komunitas bakteri sumur minyak bumi ABG02 Jatibarang yang berpotensi untuk diisolasi untuk aplikasi MEOR.