Kebutuhan listrik di Indonesia sebagian besar dipenuhi oleh sistem pembangkit daya sistem uap dengan batu bara sebagai bahan bakar. Batu bara tergolong sebagai sumber energi tidak terbarukan, dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Pembakaran kombinasi batu bara dengan biomassa menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan, sejalan dengan kebijakan keberlanjutan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
Pada tugas sarjana ini, dilakukan pemodelan pembakaran kombinasi batu bara dengan 3 jenis biomassa limbah: tandan kosong kelapa sawit (EFB), kayu, dan sekam padi dalam kondisi dry basis. Kombinasi bahan bakar divariasikan menjadi 3%, 5%, 10%, 20%, dan 30% basis massa untuk setiap jenis biomassa. Pemodelan menggunakan asumsi terjadinya pembakaran sempurna dengan udara kering secara stoikiometrik dan udara berlebih 30%, dimana seluruh karbon terbakar sempurna dan seluruh panas pembakaran digunakan untuk memanaskan gas buang hingga mencapai temperatur api adiabatik.
Emisi CO2 dan air-to-fuel ratio menurun seiring dengan peningkatan co-firing ratio. Penurunan temperatur api adiabatik terjadi pada campuran EFB dan sekam padi, berlawanan dengan campuran kayu yang mengalami peningkatan temperatur. Hasil yang diperoleh secara analitik dibandingkan dengan hasil simulasi menggunakan peranti lunak Cycle Tempo 5.0, dengan tingkat kesalahan rata-rata di bawah 12%.
Perpustakaan Digital ITB