digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang dapat menunjang peningkatan pertumbuhan perekonomian. Seiring berjalannya waktu, maka beban lalulintas yang harus di layani oleh jalan dapat bertambah akibat adanya pertumbuhan, sehingga dapat menyebabkan jalan tersebut tidak dapati melayani beban lalu lintas sesuai dengan umur rencana, oleh karena itu perlu dilakukan rehabilitasi jalan, salah satunya dengan melakukan overlay. Untuk mengetahui karakteristik material dari perkerasan eksisting berdasarkan data lendutan dan nilai CBR menggunakan back-calculation dengan metode AASHTO 1993. Metode desain tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan cara mekanistik – empirik diantaranya yaitu dengan menggunakan metode Asphalt Institute yang dikutip pada buku Huang 2004 serta metode MEPDG 2015. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil tebal overlay menggunakan metode mekanistik – empirik Asphalt Institute yang dikutip pada buku Huang 2004 serta metode MEPDG 2015 dengan software KENLAYER untuk analisis tegangan serta regangan dengan pemodelan struktur perkerasan NonLinier Elastis. Metode MEPDG 2015 pada penelitian ini menggunakan kalibrasi lokal negara bagian Colorado. Hasil perhitungan tebal overlay menunjukan hasil 200 mm pada metode mekanistik-empirik Asphalt Institute – Huang 2004 serta metode MEPDG 2015. Kriteria desain yang digunakan pada metode Asphalt Institute – Huang 2004 yaitu model kerusakan struktural jalan seperti fatigue cracking serta permanent deformation, sedangkan untuk kriteria desain yang digunakan pada MEPDG 2015 terdapat penambahan kriteria desain untuk kondisi struktural seperti pada fatigue cracking terdapat perhitungan longitudinal cracking, kemudian terdapat perhitungan reflection cracking serta terdapat model kerusakan fungsional yaitu IRI. Penerapan MEPDG 2015 di Indonesia memerlukan pengkajian lebih lanjut terkait validasi data WIM yang terdapat di Indonesia, serta melakukan pengujian di lapangan untuk memperoleh nilai kalibrasi lokal dengan pendekatan asumsi lokasi pengujian berdasarkan peta wilayah zona iklim Indonesia yang terdapat pada MDP 2017.