digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Adrian Rinaldo Odianda Sinaga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Adrian Rinaldo Odianda Sinaga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Adrian Rinaldo Odianda Sinaga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Adrian Rinaldo Odianda Sinaga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Adrian Rinaldo Odianda Sinaga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Adrian Rinaldo Odianda Sinaga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Adrian Rinaldo Odianda Sinaga
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Jahe merah merupakan salah satu komoditas industri yang memiliki pasar dan potensi yang besar di Indonesia. Berdasarkan kegunaannya jahe merah dapat dijadikan produk makanan, minuman, bumbu masakan serta minyak atsiri, namun di Indonesia pemanfaatan jahe sebagai produk turunan seperti minyak jahe masih kurang dikembangkan. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam produksi minyak atsiri menggunakan jahe merah adalah perolehan minyak atsirinya yang rendah. Salah satu metode untuk meningkatkan perolehan minyak jahe merah adalah melalui delignifikasi rimpang jahe merah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan bioaktivitas minyak jahe serta waktu fermentasi optimal Aspergillus niger pada rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Roscoe) untuk mendapatkan perolehan minyak jahe merah maksimal secara maserasi. Rimpang jahe merah dibersihkan dan disterilisasi menggunakan paparan sinar ultraviolet selama 30 menit. Inokulum Aspergillus niger sebanyak 105 spora/g rimpang jahe merah ditambahkan pada rimpang jahe merah dalam sistem fermentasi. Fermentasi dilakukan pada suhu ruang (25-30°C), intensitas cahaya rendah (~0 W/cm2), dan kelembaban tinggi (~99%). Waktu fermentasi divariasikan selama 0, 3, 6, dan 9 hari. Dilakukan pengujian bioaktivitas minyak jahe melalui metode Kirby-Bauer. Minyak jahe merah mampu menunjukkan bioaktivitas sebagai antimikroba pada kultur bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan zona hambat berturut turut sebesar 0.3-0.2 cm dan 0.65-0.5 cm. Pengukuran kadar lignoselulosa dilakukan menggunakan metode Chesson-Datta. Kadar selulosa pada rimpang jahe berkurang dari 61.48% setelah fermentasi selama 3 hari, menjadi 57.58% setelah 6 hari dan 60.69% setelah 9 hari. Kadar hemiselulosa pada rimpang jahe berubah dari 16.78% setelah fermentasi selama 3 hari, menjadi 17.03% setelah 6 hari dan 15.89% setelah 9 hari. Kadar lignin pada rimpang jahe berubah dari 19.35% setelah fermentasi selama 3 hari, menjadi 23.22% setelah 6 hari dan 21.15% setelah 9 hari. Perolehan minyak jahe merah dari metode maserasi pada hari inkubasi ke-3, 6 dan 9 berturut-turut adalah 1.09%, 2.27%, dan 2.85% berat kering. Estimasi parameter laju difusi ekstraksi menggunakan model kinetik desorpsi, kinetik transfer massa dan kinetik adsopsi Lagergren secara berturut turut menunjukkan nilai 1.98×10-12, 1.99×10-12 , dan 2.49×10-12m2/s.