Munculnya virus COVID-19 dan peraturan pemerintah tentang pembatasan kegiatan sosial dan
fisik dalam publik untuk kepentingan kesehatan masyarakat, PT HK Realtindo, sebuah
perusahaan properti yang berbasis di Jakarta Timur, Indonesia, merasa perlu mengubah strategi
pemasaran konvensionalnya yang melibatkan interaksi langsung dengan klien. Pasalnya, hal
tersebut tidak lagi menjadi pilihan yang layak di masa pandemi. Namun, perusahaan memiliki
rencana cadangan untuk mengubah strategi pemasaran konvensional ini di tahun mendatang
untuk rencana jangka panjang, tetapi karena adanya pandemi, mereka merasa perlu untuk
menerapkan rencana ini dalam waktu dekat agar dapat bertahan. Rencana yang diusulkan adalah
pengunaan aplikasi E-commerce untuk menjual produk mereka melalui platform mobile online
dengan kemungkinan perekrutan anggota komunitas sebagai agen penjualan mereka, khususnya
mahasiswa. Perusahaan memperkirakan bahwa pengalaman akademik dan non-akademik
mahasiswa dapat menunjukkan kemungkinan yang tinggi untuk menjadi agen penjualan yang
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk
mengukur tingkat keterampilan menjual mahasiswa, dan membandingkan sampel untuk
menemukan faktor-faktor diskriminan yang membedakan keterampilan menjual mereka dari segi
kelompok demografis dan perilaku. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan enam dimensi
selling skill dengan batasan pada aspek soft-skill dari keterampilan menjual berdasarkan kajian
literatur dan diverifikasi oleh dua orang perwakilan perusahaan yaitu kepala sumber daya
manusia dan manajer penjualan. Keenam variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
Thought Self-Leadership (TSL), Self-Efficacy (SE), Interpersonal Skills (IS), Adaptability (AD),
Questioning Skills (QS) dan Presentation Skills (PS). Metode yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif dan kuesioner sebagai alat untuk menilai keterampilan menjual mahasiswa di enam
dimensi tersebut, dengan 431 sampel dari Bandung sebagai perwakilan untuk menggambarkan
sifat mahasiswa secara keseluruhan. Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dan
komparatif dengan uji Mann-Whitney U pada aplikasi SPSS. Temuan utama dari penelitian ini
menunjukkan bahwa mahasiswa pada umumnya memiliki tingkat keterampilan menjual yang
tinggi hingga sangat tinggi. Namun, mahasiswa yang kurang terlibat dalam kegiatan organisasi
menunjukkan tingkat yang sedang hingga tinggi saja. Thought Self-Leadership (TSL) adalah
dimensi keterampilan menjual yang paling kuat di kalangan mahasiswa, sedangkan Keterampilan
Presentation Skills (PS) adalah yang paling lemah. Selain itu, mahasiswa yang berasal dari
perguruan tinggi swasta, terdaftar di jurusan Sosial-Humaniora (SosHum) dan sangat terlibat
dalam kegiatan organisasi memiliki keterampilan menjual yang lebih tinggi, diwakili oleh rerata
keseluruhan pada setiap variabel selling skill yang lebih tinggi. Temuan studi ini juga
menunjukkan bahwa jenis universitas, kategori jurusan dan keterlibatan organisasi mahasiswa
bertindak sebagai faktor diskriminan yang membedakan keterampilan menjual mereka, dengan
masing-masing faktor membedakan sampai batas tertentu dari dimensi keterampilan menjual.