digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Era digital atau revolusi industri keempat adalah era baru yang sudah dihadapi dunia saat ini dan di masa depan. Era ini selalu berkaitan dengan teknologi media digital, sistem otomasi dan kecerdasan buatan. Era ini memberi dunia kesempatan untuk tumbuh lebih baik di masa depan. Berdasarkan Erboz (2017), pilar utama Industri 4.0 adalah Big Data dan Analytics, Robot Otonom, Simulasi, Integrasi Sistem Horizontal dan Vertikal, Internet of Things Industri (IoT), Cloud, Manufaktur Aditif, Augmented Reality (AR), dan Keamanan Siber. Menurut World Economic Forum, revolusi Industri keempat menciptakan kesenjangan baru di tengah proses ekonomi di perusahaan. Kesenjangan ini membuatnya masih membingungkan untuk mengelola bakat, apakah mengelola dan mengembangkan bakat berdasarkan keterampilan mereka atau mengelola dan mengembangkan dari awal keterampilan digital dan juga, ada kekurangan besar orang yang terampil dalam ilmu data dan AI. Di sisi lain, aktor utama di era ini adalah kaum milenial muda yang berusia 10 hingga 24 tahun atau lahir pada antara tahun 1995 - 2010. Di Indonesia sendiri, populasi semacam ini akan menjadi populasi yang dominan pada tahun 2030 – 2045. Sebagai aktor utama, generasi milenial muda harus siap menghadapi era ini, tidak hanya siap dengan skill digital namun siap dengan aspek digital yang utuh seperti digital risk, digital challenge, dan aspek lainnya. Dalam rangka memaksimalkan tingkat kesiapan digital, generasi milenial muda harus menguasai kompetensi tenaga kerja di masa depan. Kompetensi ini merupakan kompetensi utama yang mendukung generasi muda generasi milenial untuk berprestasi dan menguasai di semua bidang digital. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan alat kuesioner sebagai instrumen penelitian untuk tujuan pengumpulan informasi dari responden, peneliti akan mengukur tingkat kesiapan generasi milenial muda di Indonesia. Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian karena keterbatasan waktu dan faktor eksternal. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini di Kota Bandung. Peneliti juga menggunakan kerangka kerja dari DQ Global Standard sebagai kerangka kerja utama pada penelitian ini. Kerangka kerjanya adalah "Digital Intelligence Quotient". Ini adalah serangkaian kompetensi digital komprehensif yang berakar pada nilai-nilai moral universal bagi individu untuk menggunakan, mengendalikan, dan menciptakan teknologi untuk memajukan kemanusiaan. Terdapat 8 area kompetensi digital di masing-masing tiga tingkat kesiapan digital. Dengan menggunakan metode dan kerangka penelitian ini, peneliti telah mendefinisikan bahwa sebagian besar milenial muda telah siap untuk menghadapi era digital dan menguasai kompetensi lokakarya di masa depan, itu dapat dilihat dari hasil analisis yang mengkategorikan skor tinggi di setiap tingkatan. Skor berada di antara 70% - 85%. Sementara itu, masih ada generasi milenial muda yang memiliki skor rendah dan membutuhkan lebih banyak pelatihan dan pengetahuan tentang aspek digital. Oleh karena itu, generasi milenial muda harus menciptakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kompetensi masa depan mereka dan menjadi individu yang bijaksana, kompeten, dan warga digital siap di masa depan yang berhasil menggunakan, mengendalikan, dan menciptakan teknologi untuk meningkatkan kemanusiaan.