digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP DYNA DWI RATNA SARI 1-COVER.pdf


2007 TA PP DYNA DWI RATNA SARI 1-BAB1.pdf

2007 TA PP DYNA DWI RATNA SARI 1-BAB2.pdf

2007 TA PP DYNA DWI RATNA SARI 1-BAB3.pdf

2007 TA PP DYNA DWI RATNA SARI 1-BAB4.pdf

2007 TA PP DYNA DWI RATNA SARI 1-BAB5.pdf

2007 TA PP DYNA DWI RATNA SARI 1-PUSTAKA-A.pdf

2007 TA PP DYNA DWI RATNA SARI 1-PUSTAKA-B.pdf

Hasil analisis petrografi batuan diketahui bahwa sampel yang diambil adalah andesit piroksen, batugamping packstone, dan tuf lapili. Andesit piroksen disusun oleh plagioklas, piroksen, k- flespar, dan hornblenda, dengan tanah residual hasil pelapukannya pada umumnya berwarna merah, berukuran lempung sampai pasir sedang, agak lunak. Batugamping packstone umumnya disusun oleh fragmen alga dan foraminifera, dengan tanah residual hasil pelapukannya berwarna cokelat gelap, ukuran butir lempung sampai pasir sedang, agak keras, basah, agak padat, dan terkadang dijumpai fragmen batugamping berukuran pasir-kerikil. Tuf lapili didominasi oleh fragmen andesitik, dengan tanah residual hasil pelapukannya berwarna cokelat terang-gelap, ukuran butir lempung sampai pasir sedang, lunak, agak lepas-lepas. Hasil analisis laboratorium diketahui sifat keteknikan dari tanah residual hasil pelapukan andesit memiliki nilai densitas alami 1.47gr/cm3, kohesi 0.0095kN/m2, dan sudut geser dalam 37.05. Tanah residual hasil pelapukan batugamping memiliki nilai densitas alami 1.87gr/cm3, kohesi 0.0397kN/m2, dan sudut geser dalam 32.9. Tanah residual hasil pelapukan tuf memiliki nilai densitas alami 1.28gr/cm3, kohesi 0.0208kN/m2, dan sudut geser dalam 28.33. Hasil simulasi stabilitas lereng pada ketiga tanah residual tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi level muka airtanah atau semakin jenuh kondisi keairan, lereng semakin rentan terhadap keruntuhan. Kondisi ini tercermin dari nilai FK (Faktor Keamanan) yang semakin menurun. Terlihat bahwa setiap jenis tanah residual memperlihatkan pola penurunan yang khas, meskipun secara umum ketiganya memperlihatkan penurunan terbesar FK pada saat kemunculan mataair. Secara umum tanah residual hasil pelapukan tuf relatif paling rentan terhadap keruntuhan, sedangkan tanah residual hasil pelapukan andesit dan batugamping relatif lebih tahan terhadap keruntuhan.