digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aryo Ferro Fathurahman
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Aryo Ferro Fathurahman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Aryo Ferro Fathurahman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Aryo Ferro Fathurahman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Aryo Ferro Fathurahman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Aryo Ferro Fathurahman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Aryo Ferro Fathurahman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Aryo Ferro Fathurahman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aryo Ferro Fathurahman
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Dirgantara Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang bergerak di Industri penerbangan dengan berbagai pelayanan untuk produksi dan perawatan pesawat. Kondisi aktual yang dialami perusahaan ialah masih banyaknya lini produksi yang dikerjakan secara manual dengan mengandalkan tenaga dan keahlian pekerjaan manusia, salah satunya lini produksi surface treatment. Hal tersebut menimbulkan permasalahan yakni perolehan Key Performance Indicator(KPI) area Surface Treatment yang sering tidak terpenuhi, disisi lain, standard dan requirement yang diinginkan oleh customer juga semakin meningkat. Oleh sebab itu, PT Dirgantara Indonesia terutama pada bagian divisi manufacturing engineering merencanakan proyek Automasi Surface Treatment. Untuk meningkatkan kesuksesan dan meminimalisir gangguan pada proyek, pihak tim proyek menyusun kajian manajemen risiko. Penelitian ini bertujuan merancang manajemen risiko proyek dengan mengidentifikasi, mengevaluasi dan merancang usulan respon risiko. Rancangan manajemen risiko disusun berdasarkan kerangka kerja Project Management Body of Knowledge (PMBoK) disertai beberapa metode tambahan. Pemetaan proses bisnis dan risiko dilakukan menggunakan WBS dan RBS yang kemudian disintesis menjadi Risk Breakdown Matrix. Penilaian dan analisis risiko dilakukan secara kuantitatif menggunakan probability/conseuquences matrix yang kemudian dijadikan dasar dalam pemberian usulan bentuk perlakuan risiko terhadap risiko prioritas tinggi. Penelitian ini menghasilkan rancangan manajemen risiko yang mengidentifikasi sebanyak 44 risiko di dalam proyek. Risiko proyek terdiri dari 10 risiko tinggi, 30 risiko sedang dan 4 risiko rendah. Risiko dengan pengelompokan kritis merupakan risiko yang diprioritaskan untuk dirancang usulan respon risikonya. Penelitian menghasilkan 10 usulan respon risiko untuk risiko kritis dengan pilihan diantara avoid, mitigate, transfer dan accept.