Populasi manusia kian waktu makin bertambah. Bertambahnya populasi
tersebut meningkatkan permintaan pada kebutuhan-kebutuhan hidup manusia, yaitu
kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Perkembangan teknologi yang semakin
pesat berdampak pada meningkatnya kebutuhan manusia akan energi, terutama
energi listrik. Pada saat ini Indonesia masih mengandalkan kebutuhan listriknya
pada sumber energi fosil, terutama Batubara. Indonesia perlu mencari solusi
pengganti batubara karena batubara tak dapat diperbaharui dan juga berdampak
besar pada lingkungan sekitar. Pemakaian sumber energi terbarukan perlu
digalakan. Salah satu sumber energi terbarukan yang banyak terdapat di Indonesia,
terutama didaerah pegunungan adalah sumber energi panas bumi. Penggunaan
Teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) dapat mendorong memanfaatan sumber
energi geothermal bersuhu rendah-medium. Pada penelitian ini, dilakukan studi
pembuatan pembangkit ORC geothermal dengan lokasi penelitian di Lumut Balai
yang terletak di Desa Penindaian , Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera
Selatan . Adapun sumber yang digunakan yaitu sumur eksplorasi LMB 1-2 dengan
permukaan sumur berada di ketinggian 1300 meter diatas permukaan laut ( m.d.p.l
). Ada 3 keadaan karakteristik panas bumi yang akan kita uji dan pakai pada Tugas
Akhir II ini. Yang pertama adalah karakteristik geothermal fluid pada 0 m.d.p.l
atau kedalaman 1300 meter dari permukaan sumur yaitu tekanan 55 bar,
temperature 206° C, dan debit massa 31.22 kg/s. Kemudian yang kedua adalah
karakteristik geothermal fluid pada 200 m.d.p.l atau kedalaman 1100 meter dari
permukaan sumur ) yaitu tekanan 40 bar, temperature 203° C, dan debit massa 31.22
kg/s. Kemudian yang ketiga adalah karakteristik geothermal fluid pada -200 m.d.p.l
atau kedalaman 1500 meter dari permukaan sumur yaitu tekanan 72 bar,
temperature 210° C, dan debit massa 31.22 kg/s. Hasil dari penelitian di Tugas
Akhir II ini adalah karakteristik geothermal fluid pada kedalaman 1500 meter dari
permukaan tanah dan dengan/tanpa menggunakan Preheater dan Recuperator
menghasilkan efisiensi tertinggi yaitu 15.9% dan daya outputnya sebesar 517.300
kW atau 517300 Watt. Pada penelitian sebelumnya di Tugas Akhir I didapat bahwa
dengan menggunakan fluida kerja R245FA didapatkan efisiensi tertinggi.
Kemudian, dari penelitian kali ini didapatkan bahwa biaya per-Kwh pembangkit
listrik yang diambil dan dipakai adalah Rp 1.203 / kWh Atau Rp 142 /kWh lebih
tinggi dibandingkan dengan BPP Sumatra selatan daerah Muara Enim.