digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP CASDIRA 1-COVER.pdf


2007 TA PP CASDIRA 1-BAB1.pdf

2007 TA PP CASDIRA 1-BAB2.pdf

2007 TA PP CASDIRA 1-BAB3A.pdf

2007 TA PP CASDIRA 1-BAB3B.pdf

2007 TA PP CASDIRA 1-BAB4.pdf

2007 TA PP CASDIRA 1-BAB5.pdf

2007 TA PP CASDIRA 1-PUSTAKA.pdf

Abstrak : Daerah penelitian meliputi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Banjarharjo, Kecamatan Ketanggungan, Kecamatan Salem dan Kecamatan Bantarkawung. Secara administratif, keempat kecamatan tersebut termasuk wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Menurut zonasi fisiografi van Bemmelen (1949), daerah tersebut termasuk ke dalam Zona Serayu Utara. Metodologi umum penelitian dilakukan dengan membuat dua lintasan geologi dengan panjang masing-masing 25 km (lintasan I) dan 15 km (lintasan II). Dengan metode tersebut, dilakukan pengamatan dan analisis geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sintesis geologi serta studi sistem petroleum daerah penelitian. Karakteristik geomorfologi sepanjang lintasan I secara umum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) Dataran dan Perbukitan Rendah Bergelombang dengan Bukit-Bukit Terisolir, (2) Perbukitan Terjal dan (3) Dataran dan Perbukitan Rendah Bergelombang, sedangkan di lintasan II, karakteristik geomofologi relatif seragam di sepanjang lintasan tersebut, yakni berupa Perbukitan Terjal Bergelombang. Di daerah penelitian, terdapat tujuh (7) formasi, secara berturut-turut dari tua ke muda yaitu : Formasi Pemali (Miosen Tengah - Miosen Akhir), Formasi Halang (Miosen Akhir Pliosen Awal), Formasi Kumbang (Miosen Akhir - Pliosen Awal), Formasi Tapak (Pliosen Awal), Formasi Kalibiuk (Pliosen Tengah), Formasi Kaliglagah (Pliosen Akhir) dan Formasi Linggopodo (Plistosen). Selain itu, terdapat dua intrusi batuan beku yang menerobos Formasi Halang dan Formasi Linggopodo, serta endapan aluvial sungai yang sebagian besar diendapkan di sekitar aliran Sungai Cigunung. Struktur geologi yang ada di daerah penelitian ialah berupa perlipatan, sesar-sesar naik dan sesar turun. Pola perlipatan di lintasan I menunjukkan arah barat - timur (W - E) hingga baratlaut - tenggara (NW - SE), sedangkan pola perlipatan di lintasan II menunjukkan arah barat - timur (W - E) hingga barat-baratlaut - timur-tenggara (NWW - SEE). Lipatan-lipatan yang berkembang umumnya memiliki kecondongan ke utara dan berasosiasi dengan sesar-sesar naik yang membentuk zona anjakan-lipatan (thrust fold belt). Blok bagian selatan relatif naik terhadap blok di bagian utaranya. Sesar turun dijumpai berarah utara - selatan, baik di lintasan I maupun lintasan II. Blok bagian barat relatif turun terhadap blok di bagian timurnya. Adanya rembesan di daerah penelitian menandakan bahwa sistem petroleum di daerah penelitian telah bekerja. Dari analisis kekayaan material organik, tipe kerogen dan kematangan, disimpulkan bahwa batuan induk berasal dari satuan yang lebih tua dari Formasi Pemali. Formasi Halang pada dasarnya memiliki potensi yang cukup baik sebagai reservoir. Akan tetapi, dari model perangkap yang berkembang, diperkirakan interval Formasi Halang di daerah penelitian tidak berperan sebagai reservoir. Formasi Pemali sendiri berpotensi sebagai lapisan penutup yang baik. Sistem perangkap utama di daerah penelitian ialah berupa antiklin. Dari model penampang geologi di sekitar rembesan minyak, diketahui bahwa faktor yang mengontrol munculnya rembesan tersebut ialah rekahan-rekahan yang terbentuk pada puncak aktiklin.