Belakangan ini, terahertz time domain spectorscopy (THz-TDS) telah menarik banyak
perhatian. Karakteristik non-pengion, label-free, serta kemampuannya untuk mendeteksi
banyak molekul kimia dan biologis (Gusev et al., 2018) membuat THz-TDS sangat berpotensi
dalam bidang penginderaan medis, salah satunya adalah untuk aplikasi pendeteksian glukosa.
Dalam lima tahun terakhir, THz-TDS untuk aplikasi deteksi glukosa telah menunjukan
potensinya sebagai alat pengukuran yang akurat (Lykina et al., 2021). Sayangnya, dalam
beberapa kasus pemanfaatan spektrum THz, memerlukan biaya yang mahal, dimensi yang
besar, dan proses fabrikasi yang sulit (Tian et al., 2020). Metasurfaces dengan kemampuannya
untuk memanipulasi gelombang elektromagnetik melalui modifikasi dan pengembangan
struktur dimensinya, menjadi sebuah solusi untuk permasalahan tersebut. Pada penelitian ini
telah dikembangkan desain dan struktur meta-atom dari sensor metasurfaces dengan sepasang
resonator balok untuk pengukuran glukosa pada rentang frekuensi terahertz. Silikon dioksida
(SiO2) dan silikon (Si) masing-masing digunakan sebagai material substrat dan resonator metaatom. Menggunakan desain tersebut, dilakukan analisis pengaruh variasi dimensional terhadap
parameter sensitivitas, Q-factor, dan frekuensi resonansi. Uji variasi dimensional meliputi
inklusi dimensi panjang, lebar, gap, serta ketebalan dilakukan melalui proses simulasi
menggunakan software CST studio suite 2020. Simulasi ini bertujuan untuk menentukan desain
meta-atom optimal yang memiliki frekuensi resonansi di 0,3, 0,35, 0,4, dan 0,45 THz (Gusev
et al., 2018). Perbesaran ukuran dimensi meta-atom mengakibatkan frekuensi resonansi yang
dihasilkan mengecil. Dari simulasi uji variasi nilai indeks bias gula darah, diperoleh nilai
sensitivitas tertinggi yang berhasil diperoleh dari percobaan ini adalah 55,8 GHz/RIU dengan
Q-factor 141 dan frekuensi resonansi 0,45 THz.