ABSTRAK Ahmad Rizqullah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Ahmad Rizqullah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Ahmad Rizqullah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Ahmad Rizqullah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Ahmad Rizqullah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Ahmad Rizqullah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Ahmad Rizqullah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2021 TA PP AHMAD RIZQULLAH_JURNAL.pdf
]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Studi mengenai bencana alam pada dasarnya membutuhkan suatu data yang valid
yang dapat dipakai untuk analisis kebencanaan. Permsalahan yang dihadapi dalam
studi tentang dampak bencana adalah masalah data dimana umumnya data yang
diperoleh dengan survey sulit dilakukan karena wilayah yang terisolasi, data dapat
hilang dengan cepat dan cenderung berbaaya untuk dilakukan Banyak studi yang
memanfaatkan data cahaya malam untuk menganalisis dampak dari bencana alam.
Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi penggunaan citra cahaya malam untuk
mengidentifikasi dampak bencana ketika data kebencanaan lain mungkin tidak
tersedia atau akurat setelah terjadinya bencana. Studi kasus yang dipakai adalah
Gempa Palu pada September 2018 dan rangkaian gempa bumi di Pulau Lombok pada
Juli-Agustus 2018. Penelitian ini diharapkan memberikan infromasi mengenai
kemampuan data tersebut mampu mengidentifikasi dampak dari bencana alam.
Penelitian ini menggunakan citracahaya malam bulanan yang diperoleh dari data
NPP-VIIRS DNB dari Januari 2015 hingga Mei 2020, intensitas bencana dari USGS
(2020), serta data tutupan lahan. Dampak gempa bumi di Palu dan Lombok dianalisis
secara spasial dan temporal dengan menggunakan analisis spasial dan analisis
intervensi ARIMA, Dari gempa Palu, dapat diperoleh informasi bahwa perubahan
intensitas cahaya malam yang signifikan berdasarkan sebaran spasial dan temporal
di Kota Palu, Donggala, Sigi. Namun, Namun pada kasus Gempa Lombok tahun 2018
data cahaya malam tidak mampu mengidentifikasi dampak dari bencana alam.
Perbedaan hasil tersebut dapat dipengaruhi karena faktor data, infrastruktur energi,
faktor alam seperti awan, pembakaran biomassa dan faktor lainnya. Berdasarkan
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa citra malam hari pada dasarnya berpotensi
digunakan untuk mengidentifikasi dampak bencana. Namun, beberapa isu seperti
kondisi wilayah, kualitas data wilayah dapat mempengaruhi kemampuan data
tersebut dalam mengidentifikasi dampak dari bencana alam.