Penelitian ini menjelaskan metode kendali keseimbangan untuk berdiri dan berjalan robot
bipedal berdasarkan umpan balik sensor Inertia Measurement Unit (IMU) dengan pendekatan
kinematik. Dalam tulisan ini, indikasi stabilitas berjalan bipedal ditentukan berdasarkan postur
kemiringan tubuh robot. Terdapat beberapa parameter terkait postur kemiringan tubuh robot
yaitu parameter kemiringan sudut pitch dan sudut roll, dimana sudut pitch merepresentasikan
gerakan miring depan dan belakang, sementara sudut roll merepresentasikan gerakan miring
samping kanan dan kiri.
Fuzzy Logic Controller (FLC) dirancang lebih lanjut untuk mengevaluasi postur
kemiringan tubuh robot untuk menghasilkan sudut offset yang sesuai untuk diterapkan pada joint
(sendi) robot yang sesuai. FLC yang dirancang menggunakan absolute error (|error|) dan
absolute delta error (|derror|) dari postur kemiringan tubuh robot sebagai input, dan hip tilt
offset dan ankle position offset sebagai output. Inferensi fuzzy tipe sugeno digunakan untuk FLC
karena efektif secara komputasi. Evaluasi postur kemiringan tubuh robot dilakukan saat Double
Support Phase (DSP) dengan strategi penyesuaian sudut joint dan posisi pergelangan kaki.
Metode numerical inverse kinematics selanjutnya dikembangkan untuk mengubah offset posisi
pergelangan kaki menjadi offset sudut joint sebelum diterapkan pada joint yang sesuai. Kinerja
metode yang diusulkan diverifikasi dengan eksperimen berdiri dan berjalan pada robot berkaki
dua 18-DOF, El-Pistolero (Universitas Telkom).
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa FLC yang diusulkan mampu menjaga
keseimbangan robot dalam kondisi berdiri dan berjalan, dalam kisaran nilai error pitch -15.80
sampai 14.31 dan nilai error roll -13.01 sampai 13.84 . Ketika melakukan gerakan jalan, robot
memang dapat mempertahankan posisi badannya sehingga tidak terjatuh, namun terkadang
solnya slip (terpeleset) karena ketika error roll terlalu besar, servo untuk melakukan gerakan roll
(servo AX-12) tidak akan kuat menyangga badan robot ketika kaki diayun saat Single Support
Phase (SSP), akibatnya robot tidak dapat berjalan lurus.