Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan kebijakan pengelolaan permintaan
transportasi (Transport Demand Management) melalui strategi “sticks” dan
“carrots” untuk mengatasi kemacetan yang masih menjadi masalah transportasi di
Jakarta. Layanan park-and-ride hadir sebagai salah satu strategi “carrots” dari sisi
penyediaan supply dengan tujuan mendorong masyarakat menggunakan moda
transportasi publik melalui penyediaan fasilitas perpindahan moda dari kendaraan
pribadi ke moda transportasi publik. Kehadiran park-and-ride di Lebak Bulus dan
Fatmawati dalam menyediakan fasilitas perpindahan moda dari kendaraan pribadi
ke moda transportasi publik MRT terbilang baru sejalan dengan mulai
beroperasinya MRT di tahun 2019 sehingga menarik untuk diketahui strategi apa
yang dapat mendorong penggunaan MRT melalui park-and-ride. Tujuan penelitian
ini memiliki empat sasaran yaitu identifikasi karakteristik pengguna MRT,
penyusunan skenario layanan baru dengan menggunakan metode stated choice,
serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam mengakses
MRT melalui layanan park-and-ride.
Hasil analisis identifikasi karakteristik antara pengguna layanan park-and-ride
maupun yang tidak menggunakan layanan park-and-ride secara umum tidak
menunjukkan adanya perbedaan karakteristik kecuali pada frekuensi mengakses
MRT (1,66 kali lebih tinggi. Sementara hasil analisis regresi logistik biner
menunjukkan bahwa atribut layanan parkir park-and-ride gratis dapat menjadi
rekomendasi untuk implementasi skenario 1 kebijakan, sedangkan kombinasi
atribut layanan pesan parkir dan parkir gratis menjadi rekomendasi untuk
implementasi skenario 2 kebijakan. Untuk kombinasi atribut layanan parkir gratis
dan diskon tarif tiket MRT dapat menjadi rekomendasi untuk implementasi
skenario 2 kebijakan yang secara khusus ditujukan bagi pengguna MRT yang tidak
melalui layanan park-and-ride. Berdasarkan hasil analisi regresi logistik biner,
diketahui juga bahwa atribut keperluan perjalanan (untuk bekerja, belanja, dan
rekreasi), moda egres (berjalan kaki dan menggunakan transportasi publik), serta
kepemilikan SIM C menjadi atribut yang signifikan dalam preferensi mengakses
MRT melalui layanan park-and-ride