digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK: Saham merupakan salah satu sarana investasi yang banyak diminati oleh para investor. Value dari saham berfluktuatif sangat dinamis. Oleh karena itu, saham tergolong investasi yang beresiko tinggi yang diharapkan membawa profit yang besar pula. Pergerakan keseluruhan saham direpresentasikan oleh sebuah indeks pasar yang disebut IHSG. Selain IHSG terdapat pula indeks pasar yang hanya terdiri dari 45 saham terlikuid dan memiliki pangsa pasar yang besar yaitu LQ45. Dalam penulisan tugas akhir ini, kedua indeks pasar ini menjadi indikator untuk menentukan perkiraan keuntungan pada sebuah saham sektoral. Merupakan hal yang menarik untuk mengetahui indeks pasar manakah yang dapat memperkirakan keuntungan sebuah saham sektoral yang lebih tepat, apakah IHSG atau LQ45. Karena dengan mengetahui hal tersebut, investor dapat meminimasi resiko yang dihadapi dan diharapkan keuntungan yang didapat tetap tinggi. Untuk mengetahui hal tersebut, dalam penulisan tugas akhir ini dilakukan penelitian uji hipotesis dengan mengambil data dari analisis waktu berkala dengan pendekatan CAPM terhadap harga penutupan saham sektoral pertambangan, properti dan real estate, keuangan, dan aneka industri per harinya selama periode Januari 2002 hingga Desember 2006. Hasil dari penghitungan yang dilakukan didapat bahwa untuk memperkirakan keuntungan saham properti dan real estate, kedua indeks pasar IHSG dan LQ45 sama-sama dapat digunakan. Untuk sektor keuangan and aneka industri, LQ45 memprediksi lebih baik dibandingkan IHSG. Sebaliknya, untuk sektor pertambangan, IHSG memprediksi lebih baik dibandingkan dengan LQ45. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan agar penelitian mengkaji lebih lanjut terhadap saham-saham individual dengan disertai analisis yang meliputi pangsa pasar dan volume dan juga mengkaji sejauh mana metode penelitian ini (CAPM) dapat dipergunakan untuk memperkirakan keuntungan dengan melakukan penambahan data, apakah terjadi perubahan pada hasil atau tidak.