digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Clara Ayu Damianto
PUBLIC Alice Diniarti

Sub-DAS Citarik secara administratif terletak di dalam wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang dengan riwayat bencana yang didominasi oleh longsoran. Longsoran pada wilayah Sub-DAS Citarik merupakan bencana yang mengakibatkan korban terbanyak. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi dengan pemetaan kerentanan longsoran untuk menyediakan data dasar dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan lahan, adaptasi, dan mitigasi bencana sehingga dapat meminimalisasi dampak longsoran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode weight of evidence (WoE) dan frequency ratio (FR). Berdasarkan hasil data inventarisasi longsoran menggunakan citra satelit dan observasi lapangan, diperoleh longsoran sebanyak 306 titik. Data tersebut dibagi menjadi dua secara acak untuk mendapatkan data train sebanyak 60% (183 titik) dan data test sebanyak 40% (123 titik). Penelitian ini menggunakan dua puluh parameter, yaitu litologi, elevasi, terrain ruggedness index (TRI), kemiringan lereng, tutupan lahan, stream power index (SPI), topographic wetness index (TWI), jenis tanah, kadar liat, curah hujan, NDVI, jarak dari kelurusan, jarak dari jalan, arah lereng, kurvatur, kurvatur profile, kurvatur plan, jarak dari sungai, kerapatan sungai, dan arah aliran. Berdasarkan nilai area under curve (AUC) yang lebih dari 0,6, maka parameter dominan penyebab longsoran di daerah penelitian, yaitu litologi, elevasi, TRI, kemiringan lereng, tutupan lahan, SPI, jenis tanah, kadar liat, curah hujan, NDVI, jarak dari kelurusan, jarak dari jalan, arah lereng, kurvatur plan, dan arah aliran. Hasil validasi terhadap WoE total menunjukkan nilai AUC untuk success rate adalah 0,922 dan prediction rate adalah 0,896. Hasil validasi terhadap FR total menunjukkan nilai AUC untuk success rate adalah 0,918 dan prediction rate adalah 0,913. Peta zonasi Sub-DAS Citarik menunjukkan bahwa dari metode WoE, daerah penelitian memiliki persentase zona kerentanan tinggi 15,9%, zona kerentanan menengah 10,4%, zona kerentanan rendah 6,8%, dan zona kerentanan sangat rendah 66,9%. Peta zonasi Sub- DAS Citarik dari metode FR, daerah penelitian memiliki persentase zona kerentanan tinggi 12,5%, zona kerentanan menengah 11,1%, zona kerentanan rendah 8%, dan zona kerentanan sangat rendah 68,4%.