digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-COVER.pdf


2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB1.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB2.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB3.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB4a.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB4b.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB4c.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB4d.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB4e.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB4f.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-BAB5.pdf

2007 TA PP ANTON JUNAIDI, KM. ABUHUROYROH 1-PUSTAKA.pdf

Abstrak: Studi kasus ini berisi mengenai analisis stabilitas lereng kelongsoran perkuatan tebing Sungai Mahakam Kalimantan Timur, di mana perkuatan lereng yang telah dibangun dengan perkuatan sheet pile mengalami pergerakan kelongsoran akibat berbagai macam penyebab. Penyebab utamanya adalah kesalahan dalam penginterpretasian data lapangan mengenai jenis tanah dan parameter - paremeternya, sehingga dalam pelaksaannya perkuatan sheet pile yang telah dibangun tidak mencapai lapisan tanah keras pada daerah tersebut. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan program Plaxis 2D versi 7.1 dan Plaxis 3D. Perkuatan lereng yang dimodelkan memiliki 2 (dua) alternatif solusi. Pertama, dengan menggunakan tiang berdiameter 450 dan 600 mm , kedalaman 35 meter dengan spasi antar tiang pancang sebesar 3 meter. Kedua, adalah perkuatan dengan menggunakan sheet pile yang ditanam sedalam 29 m dan diperkuat dengan batter pile D600 mm kedalaman 32 m menggunakan tie rod sepanjang 15 m. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode elemen hingga, kedua alternatif menghasilkan deformasi yang cukup kecil serta menunjukkan bahwa mekanisme keruntuhan pada kasus ini adalah jenis rotasi. Dari hasil analisis perhitungan program elemen hingga tersebut didapatkan bahwa angka keamanan yang dihasilkan sesuai dengan yang disyaratkan. Untuk alternatif solusi pertama, analisis dilakukan dengan dua cara, analisis plaxis 2D dan analisis plaxis 3D. Alternatif pertama didapatkan faktor keamanan ( SF ) sebesar 1.67 dengan plaxis 2D dan 1.65 dengan plaxis 3D, sedangkan untuk alternatif solusi kedua, analisis dilakukan dengan plaxis 2D dan didapat faktor keamanan sebesar 1.40. Dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa hasil analisis yang didapatkan menghasilkan suatu pendekatan nilai yang cukup baik dan efisien.