BAB I
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Konstanta Hubble (H0), yang menyatakan laju pengembangan alam semesta saat
ini, merupakan salah satu parameter yang penting dalam kosmologi dan diperlukan
untuk penentuan besaran-besaran kosmologis lain termasuk umur alam semesta.
Konstanta Hubble pertama kali dikenalkan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929,
sebagai gradien dari hubungan redshift terhadap jarak ekstragalaksi. Kini penguku-
ran nilai H0 menjadi semakin akurat, namun timbul masalah baru, yaitu perbedaan
pengukuran nilai H0. Perbedaan ini terjadi antara pengukuran berdasarkan penga-
matan lokal dengan menggunakan metode tangga-jarak dan pengukuran global yang
menggunakan data Cosmic Microwave Background (CMB).
Berbagai solusi sudah diajukan untuk mengatasi masalah ini, seperti mengidenti-
kasi dan memasukkan galat sistematis yang selama ini belum diperhitungkan, pen-
gukuran yang independen terhadap tangga jarak dan CMB, serta sika baru di luar
model kosmologi standar CDM. Kebanyakan sika baru yang diusulkan memer-
lukan penambahan parameter-parameter bebas yang sama sekali baru, atau mem-
buat parameter yang dalam model CDM xed (tetap) menjadi parameter bebas.
Sekalipun modikasi tersebut banyak yang berhasil meringankan ketidakcocokan an-
tara pengukuran H0 lokal dan global, namun hal tersebut seringkali dicapai akibat
membesarnya galat pada nilai H0 yang diperoleh. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini
akan mempelajari kemungkinan untuk mengatasi masalah tersebut dengan memo-
dikasi parameter CDM dari nilai standarnya, tanpa menambah jumlah param-
eter bebas, untuk menghasilkan nilai H0 yang sesuai antara pengukuran lokal dan
global tanpa memperbesar ketidakpastian pada nilai H0. Selanjutnya akan diband-
ingkan dengan kasus jika parameter bebas CDM ditambah, dengan membuat satu
atau dua besaran berbeda dari nilai standarnya (diubah menjadi parameter bebas).
Modikasi parameter pada Tugas Akhir ini berfokus pada parameter persamaan
keadaan (w) dan bilangan efektif spesies neutrino (Neff ). Model-model kosmologi
yang ditinjau kemudian dibandingkan dengan model CDM dengan menggunakan
perhitungan faktor Bayes, untuk menentukan model mana yang lebih disukai oleh
data. Dalam Tugas Akhir ini, didapatkan nilai w ????1;3 dan Neff 3;95 mampu
mengatasi perbedaan pengukuran nilai H0 secara lokal dengan global.