Adanya Pandemi COVID-19 mengubah seluruh tatanan fasilitas serta pelayanan
segala bidang, terutama di bidang kesehatan. Rumah sakit di seluruh dunia
melakukan penyesuaian terhadap situasi ini dengan tujuan mengurangi
kemungkinan risiko penularan virus serendah mungkin. Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) yang melayani kebutuhan kesehatan ibu dan anak umur 0-18 tahun
pun harus menyesuaikan dengan situasi pandemi ini. Bagian RSIA yang
dirancang khusus adalah Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, dan
Instalasi Rawat Inap, karena memfokuskan pada pelayanan publik pasien dan
pengunjung umum. Aspek healing environment merupakan aspek yang penting
agar dapat memiliki resiliensi terhadap adanya Pandemi COVID-19. Pasien yang
terkontaminasi virus COVID-19 biasanya membutuhkan waktu 10-14 hari
menghilangkan virus tersebut dari tubuh, karena virus COVID-19 menyerang
sistem pernapasan. Maka dari itu, fasilitas isolasi mandiri untuk pasien
membutuhkan lingkungan yang nyaman serta dapat mempengaruhi psikologis
agar sembuh lebih cepat, yaitu healing environment. Dan bagi keseluruhan rumah
sakit, fleksibilitas dibutuhkan untuk solusi yang resilient terhadap situasi sejenis
pandemi yang dapat terjadi lagi di masa depan. Metode yang digunakan adalah
kajian literatur, penelitian dengan membagi kuisioner pada pengguna yang pernah
mengunjungi RSIA, serta studi preseden bangunan sejenis. Kajian literatur yang
dilakukan adalah dengan mengkaji peraturan bangunan RSIA, peraturan mengenai
adaptasi rumah sakit terhadap Pandemi COVID-19, aspek healing environment,
dan aspek fleksibilitas. Dari ketiga metode yang digunakan, didapatkan kriteriakriteria untuk perencanaan dan perancangan RSIA yang memiliki resiliensi
terhadap Pandemi COVID-19 dan menggunakan aspek healing environment.
Setelah mendapatkan kriteria, dilakukan analisis kawasan serta analisis tapak pada
rencana tapak RSIA, kemudian simulasi desain bangunan. Simulasi desain dibagi
menjadi 4 bagian, yang pertama adalah perancangan seluruh rumah sakit dan
membaginya menjadi 2 zona, yaitu zona COVID-19 dan zona non-COVID-19,
sehingga dapat mengurangi penyebaran virus dari pasien yang terkontaminasi
virus ini ke pasien lain dan pengunjung umum. Kedua adalah pengaturan alur
sirkulasi dan kegiatan bagi seluruh pengguna RSIA, yaitu pasien, pengunjung
umum, serta staf/ karyawan. Ketiga adalah, fleksibilitas pada 3 utama, yaitu
dengan merancang agar 2 zona pada masing-masing instalasi ini nantinya pada
situasi normal dapat digunakan dan berfungsi semaksimal mungkin. Kemudian
terakhir, adalah menerapkan kriteria healing environment pada RSIA untuk
meningkatkan kenyamanan serta mendorong psikologis pengguna untuk
penyembuhan lebih cepat. Jadi, tiap rumah sakit sebaiknya memiliki area yang
lebih dari kebutuhan minimal untuk mengantisipasi adanya kondisi yang serupa
dan dengan menerapkan aspek-aspek healing environment.