digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Teguh Syahti
PUBLIC Taupik Abidin

Dalam beberapat tahun belakang, dunia sedang menghadapi suatu isu global berkaitan tentang keberlangsungan kehidupan yang berkelanjutan kedepannya. Berbagai kampanye dan program mulai di realisasikan dalam rangka menjaga ekosistem global salah satunya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar beremisi CO2 atau disebut juga bahan bakar fosil. Pengurangan penggunaan bahan bakar fosil tentunya harus disubstitusikan dalam bentuk energi lain salah satunya energi terbarukan. Berdasarkan kondisi geologis indonesia. Energi panas bumi sebagai salah satu energi terbarukan memiliki potensi yang besar untuk pengembangannya di Indonesia. Tentunya pengembangan energi geothermal dibutuhkan talent talent atau sumber daya manusia yang cakap di bidang ini. Sayangnya pendidikan sarjana untuk energi panas bumi itu sendiri belum ada programnya di lingkungan perguruan tinggi di indonesia. Salah satu program sarjana yang masih beririsan dengan industri energi geothermal ini adalah program sarjana teknik perminyakan. Disini peneliti menjadikan mahasiswa Sarjana Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung sebagai objek penelitian. Mahasiswa sebagai generasi penerus dalam industri ini tentunya perlu mempersiapkan skill dan knowledge akan peluang ini. Untuk itu tentunya dibutuhkan motivasi sebagai penggerak individu. motivasi juga memiliki bentuk yang dinamis dan sangat iv terpersonalisasi oleh kondisi lingkungan sekitar. Dalam definisi motivasi, setiap individu memiliki kendali atas dirinya sendiri dan berhak menentukan pilihan dalam memutuskan untuk melakukan suatu usaha untuk berusaha mencapai tujuan individu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan “motivasi sebagai penggerak awareness” sebagai kerangka kerja penelitian yang dikombinasikan teori hierarki motivasi maslow. Alasan penulis memilih teori hierarki motivasi maslow dibanding teori motivasi lain karena teori ini tergolong content theory. Ia memiliki konfigurasi yang kuat dengan “motivasi sebagai penggerak kesadaran”, dan juga dalam mengidentifikasi dan mengeksplorasi motivasi dalam menghadapi karir teori hierarki maslow sangat cocok digunakan. Karena ada faktor pemenuhan kebutuhan individu secara personal disana. Maka karena itu terbentuk model diagnosa yang terdapat enam variabel dengan lima variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas itu berupa Kebutuhan fisiologis, safety needs, social needs, self-esteem, dan Self-Actualization. Dan variabel terikat adalah kesadaran. lima variabel ini digunakan untuk menguji hubungan antara motivasi terhadap kesadaran dan pengaruh motivasi terhadap kesadaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untun mengumpulkan data dari responden. Dalam penelitian ini setiap responden diberikan 18 pertanyaan, yang merupakan perwakilan dari 6 variabel.