Melonjaknya aktivitas e-commerce akibat pandemi COVID-19 bersamaan dengan terus
berkembangnya ekonomi digital di Indonesia telah menciptakan permintaan pasar yang tinggi
akan layanan kurir berbasis digital. Ini merupakan saat yang tepat bagi PT Pos Indonesia, salah
satu pemain terlama di industri jasa kurir, untuk melakukan transformasi digital terhadap bisnis
inti mereka untuk memastikan kelangsungan perusahaan tersebut di masa mendatang. Salah satu
produk digital mereka adalah QPOSin AJA, sebuah aplikasi berbasis seluler untuk menjawab
permintaan akan jasa kurir digital. Untuk mengejar ketertinggalan mereka terhadap pesaing yang
telah lama meluncurkan aplikasi serupa, PT Pos Indonesia menargetkan QPOSin AJA untuk
mencapai satu juta unduhan pada akhir tahun 2020. Namun, QPOSin AJA baru mencapai sekitar
5% dari yang ditargetkan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
kondisi tidak ideal yang menghambat peningkatan jumlah pengguna QPOSin AJA, kemudian
mengusulkan strategi pemasaran untuk mengatasi kondisi tersebut.
Analisis kondisi internal digunakan pada penelitian untuk mengeksplorasi sumber daya PT Pos
Indonesia menggunakan Resource-Based View dan strategi pemasaran QPOSin AJA saat ini
dengan menganalisis STP dan bauran pemasaran. Sementara itu, analisis kondisi eksternal
meliputi analisis lingkungan makro menggunakan PESTEL, analisis industri menggunakan
Porter’s 5 Forces, analisis kompetitor dengan membuat perbandingan STP dan bauran pemasaran
antara QPOSin AJA dan pesaing-pesaingnya, analisis ulasan pengguna aplikasi untuk
mengidentifikasi aspek mana pada bauran pemasaran aplikasi QPOSin AJA yang paling banyak
menerima keluhan dari pengguna, serta peta persepsi untuk mengidentifikasi posisi merek PT Pos
Indonesia dalam benak konsumen dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Hasil analisis kedua
kondisi tersebut menghasilkan daftar kondisi tidak ideal yang teridentifikasi pada implementasi
strategi pemasaran saat ini dan sebuah SWOT analisis, yang dianalisis lebih lanjut menggunakan
matriks TOWS untuk menghasilkan strategi alternatif bagi aplikasi QPOSin AJA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa QPOSin AJA saat ini hanya menyasar segmen pasar
social commerce tanpa mempertimbangkan segmen-segmen lain yang memiliki potensi untuk
disasar, serta masih memposisikan diri sama seperti pesaing-pesaingnya. Kondisi tidak ideal
selanjutnya terdapat pada bauran pemasaran QPOSin AJA, seperti produknya yang tidak dapat
diandalkan, proses yang belum terintegrasi, dan promosi yang kurang optimal. Strategi pemasaran
yang diusulkan penelitian ini terdiri dari STP yang lebih komprehensif dengan pemilihan sasaran
segmen pasar menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) oleh tiga pakar industri
ini, serta usulan bauran pemasaran yang menggunakan strategi alternatif yang dihasilkan dari
matriks TOWS untuk mengatasi kondisi tidak ideal saat ini. Segmen pasar yang dipilih adalah
social commerce, individu, dan korporasi, sementara strategi bauran pemasaran yang diusulkan
terdiri dari inisiatif strategis yang ditujukan untuk mengatasi kondisi tidak ideal pada masingmasing
bauran yang dikategorikan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi sebagai Reliabilitas Produk, Kualitas Layanan, Efisiensi, Akuntabilitas, serta Penetrasi dan Pengembangan Pasar.