digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan penduduk Indonesia diiringi juga peningkatan active internet user di Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan suatu infrastruktur telekomunikasi yang memadai guna memuaskan pelanggan pengguna internet di Indonesia. Saat ini, lebih dari 99% transoceanic data yang terkirim antar pulau, negara, bahkan benua dilalui menggunakan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Sulawesi Maluku Papua Cable System merupakan salah satu infrastruktur telekomunikasi yang menghubungkan bagian timur dari Indonesia. Dalam sejarahnya, SKKL SMPCS Packet 2 merupakan submarine cable system yang mengalami kerusakan terbanyak di Indonesia. Kerusakan ini menyebabkan gangguan pada sektor sosial, ekonomi, dan pemerintahan. Riset ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi resiko apa yang menjadi penyebab kerusakan sistem kabel tersebut, dan memberikan mitigasi untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh resiko tersebut. Kerangka konseptual yang digunakan adalah Manajemen Resiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan memitigasi resiko yang merusak kabel SMPCS Paket 2, Proses Hirarki Analitik digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam memilih alternatif terbaik untuk SKKL SMPCS Paket 2, dan Pairwise Comparison digunakan untuk melakukan penilaian antar kriteria dan alternatif. Berdasarkan hasil risk assessment yang dilakukan, diketahui bahwa resiko Fishing & Ship Anchor adalah resiko yang berpotensi paling besar dalam menyebabkan kerusakan SKKL SMPCS Paket 2. Mitigasi resiko yang dilakukan selanjutnya adalah dengan fokus kepada sistem proteksi kabel laut untuk menghindari resiko Fishing & Ship Anchor tersebut. Dalam menentukan alternatif sistem proteksi kabel laut, ditentukan empat kriteria berurutan yang harus dipenuhi oleh masing-masing alternatif yaitu Reliabilitas (51.8%) sebagai kriteria utama, Implementasi (32.1%), Maintenance (9.3%) dan Cost (6.9%). Penentuan alternatif terbaik dibagi menjadi tiga berdasarkan cable laying protocol TelkomInfra, yaitu 0-200 m, 200-500 m, dan >500 m. Hasil penentuan alternatif terbaik menggunakan Analytical Hierarchy Process menunjukkan bahwa, sistem proteksi terbaik pada kedalaman 0-200 m adalah dengan menggunakan metode Burial, untuk kedalaman 200-500 m adalah dengan Higher Specification Cable Replacement (Double Armor/Rock Armor) dan untuk kedalaman >500 m adalah dengan High Specification Cable Replacement (Double Armor/Rock Armor).