Fenomena tekanan luap sudah menimbulkan banyak permasalahan pengeboran
bagi banyak operator migas di Subcekungan Tarakan. Kick, loss, guguran serpih
dan rangkaian pipa terjepit adalah permasalahan yang umum terjadi ketika
pengeboran memasuki zona tekanan luap, terutama saat pengeboran eksplorasi.
Beberapa proyek pengeboran bahkan harus dihentikan lebih awal sebelum
mencapai target kedalaman total yang direncanakan akibat permasalahan tekanan
luap. Oleh karena itu, hanya sedikit akumulasi hidrokarbon yang sudah terbukti dan
menimbulkan pertanyaan mengenai kemungkinan keberadaan akumulasi
hidrokarbon yang besar di zona tekanan luap.
Evaluasi tujuh data sumur dan kecepatan interval seismik 2D sepanjang 30 km
dilakukan untuk mengidentifikasi karakter tekanan luap. Prediksi tekanan pori
dengan metode Eaton dilakukan untuk memprediksi profil tekanan pori bawah
permukaan serta untuk memprediksi kedalaman tekanan luap dan tekanan luap
tinggi. Mekanisme pembentukan tekanan luap dilakukan dengan plot silang data
kecepatan terhadap densitas dan kecepatan terhadap tegasan efektif. Dengan
melakukan evaluasi yang terintegrasi dari data prediksi tekanan pori dan petunjuk
hidrokarbon dari sumur dan seismik kemungkinan akumulasi hidrokarbon di zona
tekanan luap dapat diketahui.
Distribusi zona tekanan luap di daerah penelitian bervariasi yang ditunjukkan
dengan kedalaman tekanan luap yang terdangkal berada di area timur yang
berkorelasi dengan kandungan serpih yang tinggi. Kombinasi mekanisme loading
dan unloading menjadi penyebab pembentukan tekanan luap. Mekanisme
unloading yang terjadi disebabkan oleh pembentukan hidrokarbon. Terdapat
indikasi yang positif bahwa zona transisi tekanan luap yang berada di antara puncak
tekanan luap hingga puncak tekanan luap tinggi dapat menjadi zona yang paling
berpotensi sebagai zona akumulasi hidrokarbon yang terbesar hingga kedalaman
14.000 kaki.