digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fenomena tekanan luap sudah menimbulkan banyak permasalahan pengeboran bagi banyak operator migas di Subcekungan Tarakan. Kick, loss, guguran serpih dan rangkaian pipa terjepit adalah permasalahan yang umum terjadi ketika pengeboran memasuki zona tekanan luap, terutama saat pengeboran eksplorasi. Beberapa proyek pengeboran bahkan harus dihentikan lebih awal sebelum mencapai target kedalaman total yang direncanakan akibat permasalahan tekanan luap. Oleh karena itu, hanya sedikit akumulasi hidrokarbon yang sudah terbukti dan menimbulkan pertanyaan mengenai kemungkinan keberadaan akumulasi hidrokarbon yang besar di zona tekanan luap. Evaluasi tujuh data sumur dan kecepatan interval seismik 2D sepanjang 30 km dilakukan untuk mengidentifikasi karakter tekanan luap. Prediksi tekanan pori dengan metode Eaton dilakukan untuk memprediksi profil tekanan pori bawah permukaan serta untuk memprediksi kedalaman tekanan luap dan tekanan luap tinggi. Mekanisme pembentukan tekanan luap dilakukan dengan plot silang data kecepatan terhadap densitas dan kecepatan terhadap tegasan efektif. Dengan melakukan evaluasi yang terintegrasi dari data prediksi tekanan pori dan petunjuk hidrokarbon dari sumur dan seismik kemungkinan akumulasi hidrokarbon di zona tekanan luap dapat diketahui. Distribusi zona tekanan luap di daerah penelitian bervariasi yang ditunjukkan dengan kedalaman tekanan luap yang terdangkal berada di area timur yang berkorelasi dengan kandungan serpih yang tinggi. Kombinasi mekanisme loading dan unloading menjadi penyebab pembentukan tekanan luap. Mekanisme unloading yang terjadi disebabkan oleh pembentukan hidrokarbon. Terdapat indikasi yang positif bahwa zona transisi tekanan luap yang berada di antara puncak tekanan luap hingga puncak tekanan luap tinggi dapat menjadi zona yang paling berpotensi sebagai zona akumulasi hidrokarbon yang terbesar hingga kedalaman 14.000 kaki.