Penelitian ini mengkaji permasalahan integrasi model penjadwalan pada mesin berproses batch dengan penjadwalan perawatan untuk kasus single item dengan saat pengiriman serentak agar dapat menyelesaikan masalah yang mencakup adanya peluang deteriorasi pada mesin pemroses batch pada saat melakukan proses produksi. Kriteria performansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah meminimumkan total biaya simpan, setup, perawatan, dan pengerjaan ulang. Penelitian ini menggunakan total waktu tinggal aktual sebagai acuan untuk mendapatkan biaya simpan part pada lantai produksi. Perawatan mesin yang dibahas pada penelitian ini adalah perawatan preventif dan perawatan korektif. Jadwal perawatan dihitung dengan menggunakan fungsi ROCOF atau tingkat terjadinya kegagalan mesin sehingga dapat diestimasi waktu kerusakan mesin dan peluang terjadi produk non conforming untuk kemudian dilakukan proses pengerjaan ulang. Variabel keputusan dalam penelitian ini adalah jumlah run produksi, jumlah dan ukuran batch pada masing-masing run produksi. Model diselesaikan dengan bantuan perangkat lunak Lingo 18.0 dimana sebelumnya dilakukan relaksasi untuk menentukan jumlah batch dan jumlah kemungkinan run produksi yang terbentuk dengan menggunakan pengembangan algoritma. Hasil yang didapat dari pengujian model menunjukkan model yang dikembangkan mampu menyelesaikan permasalahan integrasi penjadwalan batch dengan penjadwalan perawatan pada mesin berproses batch tunggal. Model usulan sensitif terhadap perubahan parameter jumlah permintaan, waktu proses dan waktu setup. Perubahan parameter saat tenggat, saat tenggat berpengaruh dalam menentukan jumlah batch dan menentukan apakah penjadwalan yang dilakukan layak atau tidak layak.