digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Erian Jeremy
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 1 Erian Jeremy
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 2 Erian Jeremy
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 3 Erian Jeremy
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 4 Erian Jeremy
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 5 Erian Jeremy
EMBARGO  2030-12-31 

PUSTAKA Erian Jeremy
EMBARGO  2030-12-31 

Red mud adalah residu proses pengolahan bauksit menjadi alumina. Pengelolaan red mud menjadi sangat penting mengingat sifat basa dari red mud (pH antara 10- 12,5) dan banyaknya jumlah yang dihasilkan setiap dalam setiap pengolahan alumina (0,7-1,5 ton redmud per ton alumina). Red mud punya potensi pemanfaatan yang besar karena mengandung unsur logam seperti besi, aluminium, dan titanium. Penelitian untuk mengambil unsur-unsur berharga, terutama besi, terus dikembangkan sampai saat ini. Salah satu metode alternatif adalah flokulasi selektif menggunakan mikroorganisme atau disebut bioflokulasi. Metode ini relatif mudah dan ramah lingkungan. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mengoptimalkan bioflokulasi selektif besi dari red mud. Setelah red mud dipreparasi dan dikarakterisasi, dilakukan percobaan pendahuluan untuk memberi gambaran awal proses. Proses seleksi dilakuksan selanjutnya untuk memilih bioflokulan dan kondisi kerja optimumnya. Percobaan inti dilakukan untuk menentukan kondisi optimum proses hingga hasil mencapai target yaitu kadar besi dalam endapan (grade) 62% Fe. Variasi dalam percobaan adalah pH, jenis bakteri, jenis dan komposisi media tumbuh, waktu pengendapan, konsentrasi slurry, dosis bakteri, dan ukuran partikel slurry. Karakterisasi bioflokulan dilakukan dengan metode kurva tumbuh dan emulsification index (E24) untuk melihat hubungan antara aktivitas bakteri dan hasil bioflokulasi selektif. Hasil pengujian tahap seleksi menunjukkan bahwa Bacillus nitratireducens strain SKC/L-2 yang dikultur dalam media SKC 1 modifikasi menghasilkan endapan dengan grade 57,39 ± 1,43 % Fe dan recovery besi 40,49 ± 0,51 % dengan kondisi tanpa penambahan dispersan, pH slurry 7, dan waktu pengendapan 5 menit. Setelah percobaan inti, grade dapat ditingkatkan hingga 62,44 ± 17,48 % Fe dan recovery besi 71,83 ± 33,97 %. Hasil tersebut didapat dengan kondisi konsentrasi slurry 10 g/L, dosis bakteri 20% v/v slurry, dan fraksi ukuran partikel kering -200# (lebih kecil dari 74 ?m). Hasil akhir menunjukkan peningkatan dari kadar awal (41,56% ± 5,15%) dengan nisbah pengayaan 1,50 ± 0,42.