Proses flokulasi selektif merupakan salah satu pendekatan yang paling menjanjjikan
untuk pengolahan bijih besi yang membutuhkan penggilingan halus dalam
pemisahannya dengan mineral pengotor. Mineral hematit merupakan salah satu
mineral yang membutuhkan ukuran yang relative halus untuk memisahkannya dari
mineral prngotor seperti silika. Umumnya proses flokulasi dilakukan menggunakan
reagen kimia sebagai flokulan. Namun, dewasa ini proses flokulasi menggunakan
flokulan kimia dianggap dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu
dikembangakn flokulan-flokulan lain seperti pati santan, jamur, ragi, termasuk
mikroorganisme untuk mengurangi atau menggantikan penggunaan flokulan kimia.
Bakteri merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai reagen dalam
proses bioflokulasi selektif karena bakteri memiliki sifat yang selektif terhadap
mineral tertentu. Bakteri juga dapat mengubah sifat permukaan mineral dari
hidrofobik menjadi hidrofilik dan sebaliknya. Bakteri juga telah terbukti dapat
mempengaruhi proses pemisahan mineral dengan proses bioflotasi maupun
bioflokulasi selektif.
Percobaan ini melibatkan lima strain bakteri penghasil biosurfaktan sebagai
alternatif untuk menggantikan flokulan dalam pemisahan mineral hematit dari
mineral silika. Berbagai kondisi percobaan seperti pH slurry, konsentrasi bakteri,
dan juga komposisi mineral diuji untuk memperoleh hasil yang optimal. Kadar,
recovery dan selektifitas pemisahan mineral dihitung untuk mendapatkan kondisi
percobaan yang optimal. Adapun analisis yang dilakukan pada percobaan ini
diantaranya adalah X-Ray diffraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), dan
Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Hasil yang optimal dalam penelitian ini
diperoleh pada kondisi percobaan dengan pH asam dimana semua bakteri secara
selektif dapat memisahkan mineral hematit dari mineral silika.