digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arsyad Bakhtiar
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Arsyad Bakhtiar
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Arsyad Bakhtiar
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Arsyad Bakhtiar
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Arsyad Bakhtiar
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Arsyad Bakhtiar
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Arsyad Bakhtiar
PUBLIC Resti Andriani

Biobenefisiasi batubara merupakan salah satu metode benefisiasi batubara dengan memanfaatkan bakteri. Proses ini relatif lebih murah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan proses lainnya. Penelitian mengenai biobenefisiasi batubara ini terus dilakukan dengan tujuan dapat mereduksi pengotor dalam batubara yaitu kandungan abu dan sulfur batubara. Kandungan abu yang tinggi dalam batubara dapat menyebabkan kandungan bottom ash dan fly ash tinggi setelah pembakaran. Sedangkan, kandungan sulfur (sulfur organik dan anorganik ) yang tinggi dalam batubara akan menghasilkan gas SO2 dan dapat menyebabkan hujan asam serta korosi pada peralatan pabrik. Biobenefisiasi dengan metode biooksidasi menggunakan bakteri mixotrof pengoksidasi besi dan sulfur dilakukan karena lebih tahan terhadap pH larutan dan mampu memanfaatkan kandungan senyawa organik batubara. Tantangan ke depan adalah diperlukan proses dalam skala lebih besar. Pada penelitian ini akan dilakukan biobenefisiasi batubara pada reaktor kolom dengan tinggi 30 cm dan diameter 5 cm. Medium tumbuh bakteri yang digunakan adalah SKC8- broth (air asam tambang, limbah tempe, dan molase). Variabel percobaan berupa kombinasi ukuran partikel, penambahan molase, konsentrasi bakteri, dan waktu proses dipelajari pada penelitian. Analisis batubara sampel dan hasil biobenefisiasi dilakukan seperti analisis proksimat, sulfur total, bentuk sulfur, dan nilai kalori dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM D3174 (abu), ASTM D3175 (volatile matter), ASTM D3177 (sulfur total), ASTM D2492 (bentuk sulfur), dan ASTM D2015 (nilai kalori). Sementara itu, kandungan mineral, morfologi permukaan, unsur, dan ikatan kimia batubara sebelum dan sesudah proses masing-masing juga dilakukan analisis dengan XRD (X-Ray Diffraction), SEM-EDX (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive XRay), dan FTIR (Fourier Transform InfraRed). Hasil percobaan biobenefisiasi menggunakan bakteri Pseudomonas plecoglossicida strain SKCSH-9 pada reaktor kolom menghasilkan persen reduksi abu dan sulfur total tertinggi masing-masing sebesar 54,53%-db dan 41%-db (ukuran partikel -8+14#, penambahan molase 20 gram/liter, konsentrasi bakteri 20% (v/v), dan waktu proses 10 hari). Hasil analisis XRD padatan hasil biobenefisiasi diperoleh penurunan intensitas peak pada mineral kuarsa, pirit, gipsum, manganosit, dan molibdit. Analisis SEM-EDX padatan hasil biobenefisiasi ditemui perubahan struktur permukaan batubara menjadi kasar, berpori, dan agglomerate serta terjadi perubahan unsur C, O, dan S batubara. Analisis FTIR padatan hasil biobenefisiasi menunjukkan terjadi perubahan intensitas pada bilangan gelombang 3.408 cm-1 (O-H streching), 2.920 cm-1 (Aliphatic C-H stretching), 1.612 cm-1 (Aromatic C=C), 1.442 cm- 1 (S=O sulfat), 1.166 cm-1(pirit), 1.118 cm-1 (clay minerals), 813 cm-1 (Aliphatic thiol C-S stretching) dan 450 cm-1 (S-S). Biobenefisiasi batubara dengan reaktor kolom dengan bakteri mixotrof pengoksidasi besi dan sulfur (Pseudomonas plecoglossicida strain SKCSH-9) menunjukkan hasil yang positif untuk dapat mereduksi abu dan sulfur. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa proses biobenefisiasi batubara dapat dipertimbangkan untuk diteliti lebih lanjut dengan skala yang lebih besar.