Pemerintah Indonesia menargetkan pariwisata sebagai salah satu sektor yang akan
menyumbangkan devisa yang besar bagi negara. Oleh karena itu, pemerintah
Indonesia juga mencanangkan rencana pengembangan lima destinasi wisata
prioritas pada tahun 2020, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan
Bajo, dan Likupang. Dengan berkembangnya industri 4.0, pariwisata juga
mengikuti tren tersebut dengan melakukan digitalisasi pada bisnisnya. Namun,
saat ini proses digitalisasi tersebut dinilai tetap belum meningkatkan citra
pariwisata Indonesia baik dari sisi domestik maupun internasional. Oleh karena
itu, dibutuhkan sebuah panduan bagi pariwisata Indonesia untuk melakukan
transformasi digital. Banyak sekali model transformasi digital yang beredar di
dunia ini tetapi sebagian besar masih memprioritaskan sektor manufaktur saja.
Tugas akhir ini akan mengembangkan sebuah model transformasi digital yang
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan pariwisata Indonesia dan mudah
dipahami oleh pemangku kepentingan pada bidang pariwisata Indonesia. Model
transformasi digital ini juga menjelaskan aspek apa saja yang akan harus
diprioritaskan oleh pariwisata Indonesia terutama pengelola candi Borobudur jika
ingin melakukan transformasi digital. Prioritas aspek tersebut menggunakan
metode kano.
Hasil penelitian tugas akhir ini adalah sebuah model transformasi digital yang
sesuai dengan kondisi realita pariwisata Indonesia. Aspek-aspek yang ada pada
model tersebut adalah aspek customer, organization and culture, process,
technology, dan business model. Validasi model dilakukan dengan mewaancarai
tiga puluh agen perjalanan wisata domestik dan internasional pariwisata
Indonesia. Beliau berpendapat model ini sesuai dengan kondisi realita pariwisata
Indonesia dan mampu membantu pariwisata Indonesia dalam melakukan
transformasi digital.